ECONOMICS

DPR Setuju Revisi APBN 2022 Naik Jadi Rp3.106 Triliun

Kiswondari Pawiro 19/05/2022 17:31 WIB

Banggar DPR menyetujui usulan pemerintah merevisi APBN 2022 naik menjadi Rp3.106 triliun dari sebelumnya Rp2.714,2 triliun.

DPR Setuju Revisi APBN 2022 Naik Jadi Rp3.106 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui usulan pemerintah merevisi APBN 2022 naik menjadi Rp3.106 triliun dari sebelumnya Rp2.714,2 triliun.

“Perubahan berkonsekuensi pada perubahan pos belanja secara keseluruhan, usulan pemerintah belanja negara menjadi sekitar Rp3.106 triliun,” kata Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah dalam Rapat Kerja (Raker) Banggar dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (19/5/2022).
 
Menurut Said, perubahan postur APBN ini karena dipengaruhi oleh naiknya harga minyak mentah dunia. Sehingga subsidi energi makin membengkak dengan nilai Rp 74,9 triliun, yang terdiri atas subsidi elpiji dan BBM.
 
“Naiknya harga minyak mentah membuat subsidi harus ditambah menjadi Rp74,9 triliun dengan rincian, subsidi BBM dan elpiji sebesar Rp 71,8 triliun, dan subsidi listrik Rp 3,1 triliun,” ujarnya.
 
Said menjelaskan, perubahan yang terjadi antara lain Indonesian Crude Price (ICP) yang diasumsikan sebelumnya adalah US$ 63 per barel menjadi US$ 100 per barel. Sehingga, pendapatan negara berubah dari Rp 1.846,1 triliun menjadi Rp 2.266,2 triliun. Dan belanja negara berubah dari Rp 2.714,2 triliun menjadi Rp 3.106,4 triliun.
 
Di sisi lain, kata politikus PDIP ini, alokasi perlindungan sosial juga naik, sehingga pemerintah juga perlu menambah alokasi anggaran untuk perlindungan sosial sebesar Rp 18,6 triliun. Dengan demikian, anggaran belanja pendidikan yang dicanangkan 20 persen dari total APBN naik pada kisaran Rp 23,9 triliun.
 
“Penambahan beberapa pos belanja di atas juga berkonsekuensi menyerap tambahan pengurangan SAL sebesar Rp 50 triliun,” papar Said.
 
Namun demikian, Ketua DPP PDIP ini melanjutkan, penambahan belanja negara itu juga dibarengi dengan kenaikan pendapatan negara. Pendapatan negara diperkirakan naik dan pemerintah memperkirakan, pendapatan negara naik menjadi Rp 2.266 triliun dari postur awal Rp 1.846 triliun, atau naik sekitar Rp 420 triliun.
 
Naiknya pendapatan negara ini, kata Said, disumbang dari penerimaan pajak, PNBP, atau kenaikan berbagai komoditas ekspor unggulan seperti CPO dan batu bara. Dengan perubahan komposisi anggaran, defisit anggaran sepanjang tahun 2022 diperkirakan akan rendah, dari 4,89 persen dari PDB menjadi 4,3-4,5 persen dari PDB.
 
“Lebih rendahnya perencanaan defisit akan makin mempermudah pemerintah soft landing ke posisi (defisit) di bawah 3 persen pada tahun 2023,” tutupnya. (RAMA)

SHARE