Ekonom Sarankan Erick Thohir Ambil Strategi Ini untuk Optimalkan BUMN
Para ekonom menyarankan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengambil sejumlah inisiatif startegis agar bisnis perusahaan pelat merah dapat berjalan makin optimal.
IDXChannel – Para ekonom menyarankan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk mengambil sejumlah inisiatif startegis agar bisnis perusahaan pelat merah dapat berjalan semakin optimal. Masukan tersebut muncul lantaran beberapa BUMN masih mengalami persoalan keuangan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menekankan perlunya optimalisasi BUMN, baik yang memiliki bisnis raksasa maupun kecil-kecilan. Menurut dia, penguatan bisnis perseroan tidak hanya difokuskan di sektor perbankan, energi, dan telekomunikasi saja, namun juga dibidang pangan, kehutanan, properti, baja, hingga kesehatan.
Core business atau kegiatan inti di sektor tersebut dipandang sangat potensial dikembangkan. "Padahal yang kurang ini adalah ngambil sektor-sektor yang prospektif di dalam negeri, itu harus ditumbuhkan," ujar Tauhid, Senin (28/10/2024).
"Besi, baja, petrokimia, kemudian kata-kata BUMN pangan, itu kan penting. Jangan sampai yang bank atau telekomunikasi saja. Nah ini yang masih kecil-kecil ditumbuhkan gitu," katanya.
Kementerian BUMN juga disarankan mendorong agar badan usaha dengan bisnis raksasa membidik pasar internasional. Sebut saja BUMN di bidang perbankan yang saat ini dikelola Himbara.
Tak hanya itu, Erick juga diminta terus memperbaiki manajemen dan struktur keuangan BUMN yang masih "sakit-sakitan", di samping sinergi sesama perusahaan. Pandangan itu diutarakan Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal. Dia mencatat, sinergisitas BUMN diperlukan baik untuk bisnis dan kebijakan.
"Tapi juga harus ada sinergi dalam hal kebijakan, dalam hal lain bisnisnya juga ya, karena mereka sama-sama memiliki fungsi agent development, artinya menjalankan program pemerintah," tutur Faisal.
Menurut dia, BUMN memang bermain di banyak bisnis yang saling terkait satu sama lain. Faisal khawatir jika tidak ada sinergisitas, perseroan bakal saling menyerang atau "makan teman sendiri".
"BUMN kan ada banyak sektor ya, ada banyak lini bisnisnya gitu ya yang ini sebetulnya bisa terkait satu sama lain, jadi jangan sampai ada BUMN yang justru malah saling 'memakan' pasarnya gitu," katanya.
(Ahmad Islamy Jamil)