ECONOMICS

Ekspor Batik Capai Rp7,5 Triliun, Menperin Optimis Indonesia jadi Market Leader 

Anggie Ariesta 06/10/2021 16:08 WIB

Kementerian Perindustrian mencatat capaian ekspor batik pada tahun 2020 sebesar USD532,7 juta atau setara Rp7,5 triliun.

Ekspor Batik Capai Rp7,5 Triliun, Menperin Optimis Indonesia jadi Market Leader  (Dok.MNC Media)

IDXChannel- Kementerian Perindustrian mencatat capaian ekspor batik pada tahun 2020 sebesar USD532,7 juta atau setara Rp7,5 triliun. Sedangkan untuk industri kerajinan, nilai ekspor pada tahun 2020 hampir sebesar USD700 juta dengan ekspor utama barang kerajinan dari negara Amerika Serikat, Malaysia, Jepang, Jerman, dan Korea.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia.

"Masih banyak hal atau pekerjaan rumah yang bisa kita lakukan yang bisa saya sampaikan yang mungkin menjadi agenda kita kedepan yaitu program promosi," katanya dalam Puncak Peringatan Hari Batik Nasional (PHBN) 2021 Kemenperin secara virtual, Rabu (6/10/2021).

Menperin Agus mengimbau bahwa capaian tersebut harus didukung promosi oleh semua stakeholder disamping memang pemerintah telah hadir. Kehadiran pemerintah juga masih perlu ditingkatkan dengan bekerja sama dengan Dekranas, Yayasan Batik Indonesia, Kadin dengan para pelaku usaha.

"Kita perlu secara intensif atau mungkin masif untuk melakukan promosi batik di kota-kota besar yang ada di dunia misalnya di New York, Los Angeles, Tokyo, Paris, London, dan kota-kota besar lainnya," ujar Agus.

Beberapa negara seperti Tiongkok dan Malaysia secara serius menjadikan batik sebagai komoditas ekspor. Negara-negara tersebut terus mengembangkan mesin batik printing dengan teknologi yang paling canggih. Mereka juga meniru desain dan corak batik Indonesia dengan tujuan merebut pasar pasar yang selama ini diisi oleh batik Indonesia.

“Dengan semakin populernya batik di dunia, persaingan global termasuk gempuran produk impor. Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh industri batik nasional, namun harus bisa kita hadapi bersama,” katanya.

Kemenperin mencatat jumlah pengusaha produksi kerajinan Indonesia lebih dari 700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga kerja lebih dari 1,5 juta orang

Dengan potensi besar tersebut, industri batik masuk sebagai salah satu subsektor prioritas dalam implementasi peta jalan integrasi Making Indonesia 4.0.

Industri batik mendapat pengembangan karena dinilai mempunyai daya unik besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, produk batik menjadi salah satu penyebab tumbuhnya sektor tekstil dan pakaian jadi di Indonesia. Industri kerajinan dan batik juga merupakan salah satu sektor yang banyak membuka lapangan kerja dan merupakan sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM). 

(IND) 

SHARE