IDXChannel - Menteri Luar Negeri RI, Retno menuturkan, diplomasi Batik yang dilakukan selama ini menjadikan Batik sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan. “
"Sejak diakuinya Batik oleh UNESCO, ekspor Batik mencatat peningkatan yang signifikan. Ekspor Batik mengalami peningkatan dari USD 32,28 juta (2008) menjadi USD 149 juta (2019). Batik juga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi 2 juta orang, mulai dari supplier bahan, pedagang, dan pengrajin,” kata Retno sebagaimana dikutip di laman Kementerian Luar Negeri RI (4/9/2021).
Namun demikian, kondisi pandemi COVID-19 yang berlangsung selama hampir 2 (dua) tahun telah menekan industri Batik. Guna mendorong industri Batik, Kementeian Luar Negeri bekerja sama dengan Kemenkop UMKM, Sarinah, BNI, BRI, dan Bank Mandiri telah mengadakan table top antara pengusaha UMKM dan Perwakilan RI di luar negeri. Kegiatan yang diikuti oleh 87 Perwakilan RI tersebut menghasilkan total transaksi ±Rp.2,6 miliar terhadap lebih dari 100 produk UMKM.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi secara simbolis telah menerima hibah batik bernilai tinggi dari BINhouse yang diberikan kepada 132 Perwakilan RI dan menerima peminjaman Batik Lawas dan 10.000 masker batik dari Yayasan Batik Indonesia (YBI) kepada 15 Perwakilan RI.
Penyerahan hibah Batik BINhouse dan peminjaman Batik Lawas YBI tersebut dilakukan secara virtual dan dihadiri oleh Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia, Ibu Yanti Airlangga Hartarto, Ibu Josephin (Obin) Komara pendiri BINhouse, jajaran pejabat Eselon I dan II, para Kepala Perwakilan RI, keluarga besar Kementerian Luar Negeri, dan masyarakat. Acara dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional Kementerian Luar Negeri, 2 Oktober 2021.