ECONOMICS

Ekspor CPO Februari 2024 Anjlok, BPS Bongkar Penyebabnya

Atikah Umiyani/MPI 15/03/2024 17:38 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap penyebab anjloknya ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada Februari 2024.

Ekspor CPO Februari 2024 Anjlok, BPS Bongkar Penyebabnya (Foto MNC Media)

IDXChannel - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) pada Februari 2024 sebesar USD1,20 miliar atau turun 30,39 persen dibandingkan Januari 2024 yang tercatat sebesar USD1,72 miliar. 

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, penurunan cukup tajam pada kinerja ekspor CPO pada Februari 2024 disebabkan oleh penurunan volume permintaan dari negara mitra seperti China, India dan Eropa. 

"Salah satu penyebab nilai ekspor CPO ini adalah dari menurunnya volume permintaan negara mitra," jelas Amalia dalam konferensi pers, Jumat (15/3/2024). 

Amalia menyampaikan, penurunan drastis ekspor CPO dan turunannya pada Februari 2024 juga dipengaruhi oleh dibukanya jalur perdagangan baru melalui Black Sea Grain Initiatives atau Kesepakatan Biji-Bijian Laut Hitam yang ditandatangani oleh Rusia. 

Amalia bilang, dengan dibukanya jalur perdagangan baru itu, maka beberapa negara Eropa bisa memberikan biji bunga matahari (sunflower oil) dan biji-bijian lainnya dengan harga murah. 

"Karena memang ekspor minyak ini terimbas dari langkah Rusia yang menandatangani Black Sea Grain Intiatives pada 2022 dan dengan adanya perjanjian ini membuka jalur perdagangan baru, sehingga harga dari sunflower oil maupun biji-bijian lainnya bisa lebih murah," terang Amalia. 

Lebih lanjut Amalia menambahkan, BPS juga mencatat, China dan India saat ini memiliki stok CPO yang relatif masih tinggi. 

"Ini juga menyebabkan permintaan impor dari CPO ini relatif lebih redah dibandingkan sebelumnya," pungkasnya. 

Sebelumnya, dari sisi volume, ekspor CPO pada Februari 2024 hanya sebesar 1,42 juta ton, sedangkan di bulan sebelumnya mencapai 2,06 juta ton. Sementara pada Februari 2023 tercatat 2,10 juta ton.

Dari sisi harga, pada Februari 2024 tercatat USD847,58 per ton. Nilai tersebut naik dibanding dengan Januari 2024, yang hanya USD835,43 per ton.

(FAY)

SHARE