Ekspor Produk Perikanan Naik hingga 20,3 Ribu Ton, Rumput Laut Mendominasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ekspor produk perikanan pada periode Oktober sampai November 2021 mengalami peningkatan sebanyak 20,3 ribu ton.
IDXChannel - Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat ekspor produk perikanan pada periode Oktober sampai November 2021 mengalami peningkatan sebanyak 20,3 ribu ton.
Pada Oktober lalu, volume ekspor produk perikanan mencapai 106.591.41 Ton, sedangkan pada November tembus 126.894.32 Ton. Dalam dua periode tersebut, rumput laut masih menjadi komoditas penyumbang volume terbanyak.
Pada bulan Oktober 2021 rumput laut laku di pasar internasional sebanyak 21.988,10 ton, sedangkan di bulan selanjutnya November rumput laut berhasil di ekspor 23.486,85 ton.
Seperti yang dikutip pada data statistik yang di rilis oleh BKIPM pada situ resmi KKP setidaknya terdapat 10 produk perikanan unggulan yang mendominasi volume perdagangan ekspor tersebut.
Seperti rumput laut, cumi-cumi, udang Vaname, ikan, Tuna, udang, cakalang, layur, cumi, gurita dan produk lainnya. Udang Vaname juga menjadi produk ekspor perikanan terbesar setelah rumput laut, yang tercatat pada bulan Oktobet volume ekspornya mencapai 15.987,29 ton, sedangkan pada bulan November udang vaname mengalami penurunan ekspor menjadi 13.282,48.
Posisi kedua teratas tersebut diambil oleh cumi-cumi yang volume eskpornya tembus 15.701,80 ton pada November 2021.
Sedangkan untuk bulan Desember tahun ini yang sudah berjalan lebih dari setengah bulan volume Ekspor produk perikanan baru sampai 62.935,61 Ton dengan rata-rata ekspor harian 2.098Ton.
Adapun yang menjadi negara terbesar tujuan ekspor masih di dominasi oleh 3 Negara. China mendominasi tujuan ekspor produk perikanan, disusul Amerika Serikat, dan Jepang.
Kepala BKIPM Rina mengatakan peningkatan tersebut juga disebabkan oleh digratiskan biaya masuk karantina yang mulai diterapkan pada Oktober 2021 lalu.
"Kami hitung di bulan Oktober, satu Bulan penuh, lalulintas domestik itu kalau tidak diberikan tarif 0 rupiah, itu sebetulnya KKP akan mendapat PNBP Rp3,6 miliar, tapi karena kita jadikan Rp0 rupiah, maka 3,6 itu dikembalikan kepada masyarakat," kata Rina pada konferensi persnya di Jakarta. (TYO)