Ekspor Singapura Naik 13 Persen pada Juni 2025, Lebih Tinggi dari Perkiraan
Kenaikan ini dibandingkan dengan perkiraan untuk pertumbuhan tahunan sebesar 5,0 persen
IDXChannel - Ekspor domestik nonmigas Singapura naik 13 persen pada Juni 2025 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, data pemerintah menunjukkan pada hari Kamis.
Hal ini melampaui perkiraan analis karena pengiriman komputer, sirkuit terpadu, dan emas nonmoneter juga meningkat secara signifikan.
Dilansir dari laman Investing Kamis (17/72025), kenaikan ini dibandingkan dengan perkiraan jajak pendapat Reuters untuk pertumbuhan tahunan sebesar 5,0 persen, dan menyusul penurunan 3,9 persen yang direvisi pada bulan Mei.
Namun rincian perubahan ekspor yang disesuaikan secara musiman dari bulan ke bulan tidak disertakan dalam pernyataan Enterprise Singapore.
Ekspor produk elektronik seperti sirkuit terpadu dan komputer tumbuh masing-masing sebesar 53,8 persen dan 17,5 persen per tahun. Sementara produk non-elektronik seperti emas nonmoneter dan mesin khusus tumbuh masing-masing sebesar 211,9 persen dan 31,4 persen.
Ekspor ke Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan meningkat secara tahunan pada bulan Juni, sementara pengiriman ke Jepang, Indonesia, dan AS menurun.
Ekonom Senior DBS Chua Han Teng mengatakan meskipun ekspor barang Singapura tangguh pada paruh pertama tahun ini, peningkatan pengiriman barang akan diikuti oleh perlambatan perdagangan dan produksi manufaktur pada paruh kedua tahun ini.
Selama enam bulan pertama tahun 2025, ekspor domestik nonmigas naik 5,2 persen secara tahunan.
"Permintaan eksternal negara-kota ini kemungkinan akan menghadapi tekanan penurunan, karena masih tingginya ketegangan perdagangan global dan ketidakpastian yang berkelanjutan seputar tarif AS, seperti potensi pengenaan tarif sektoral AS terhadap semikonduktor dan barang farmasi," ujarnya.
Presiden AS Donald Trump telah memberi tahu beberapa negara bahwa tarif sekitar 20 persen hingga 50 persen akan berlaku mulai 1 Agustus, dan memperingatkan bahwa setiap tindakan balasan akan memicu respons yang serupa.
Negara-negara tetangga di Asia Tenggara, Vietnam dan Indonesia telah mencapai kesepakatan dengan Washington untuk tarif di bawah tingkat yang awalnya diancamkan Trump.
Namun, Singapura yang bergantung pada perdagangan belum menerima surat dari pemerintahan Trump dan ekspornya masih dikenakan tarif dasar 10 persen sejak diumumkan pada April. Perekonomian Singapura tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebesar 4,3 persen pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya meskipun prospeknya meredup akibat ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Perdagangan Gan Kim Yong telah memperingatkan bahwa penerapan tarif AS dan berkurangnya efek front-loading akan membebani pertumbuhan selama enam hingga 12 bulan ke depan.
Ke depan, Gan akan mengunjungi Amerika Serikat pads akhir bulan ini untuk membahas konsesi tarif untuk ekspor farmasi sebagai bagian dari upaya untuk membatasi dampak ekonomi perang dagang terhadap Singapura.
(kunthi fahmar sandy)