Erick Thohir: Umat Islam Harus Jadi Ombak Perekonomian Nasional
Indonesia saat ini belum mampu masuk ke jajaran 10 besar negara produsen industri halal dunia.
IDXChannel - Pemerintah terus mendorong pengembangan industri halal di Indonesia agar dapat bersaing dan masuk dalam 10 besar produsen produk halal dunia. Langkah ini ditempuh, diantaranya, berdasarkan kesadaran pemerintah sejak awal atas pentingnya kebangkitan ekonomi kerakyatan dan perekonomian umat.
"Sebagai agama masyoritas, Kita ingin Islam menjadi fondasi ketahanan ekonomi nasional. Kita tidak mau umat yang mayoritas ini hanya menjadi buih dalam ekonomi Indonesia, (umat Islam) harus menjadi ombak yang menjaga fondasi negara kita," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, Minggu (15/5/2022).
Sebagai satu negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia, menurut Erick, Indonesia saat ini belum mampu masuk ke jajaran 10 besar negara produsen industri halal dunia. Justru, Indonesia kalah dari negara-negara yang notabene jumlah penduduk muslimnya tidak mayoritas, Taiwan, Amerika Serikat, hingga Brasil.
"Kita tidak bisa biarkan negara muslim terbesar, tapi industri halal kita tidak masuk di 10 besar produsen dunia. Di sana ada Taiwan, AS, Brasil. Tapi Indonesia tidak ada. Ada yang salah. Tapi kita bukan saling menyalahkan. Ini saatnya introspeksi membangun industri halal," ucapnya.
Erick menekankan pentingnya dunia ponpes bagi perekonomian Indonesia. Baginya, salah satu SDM terbaik Indonesia ada di ponpes yang menekankan pentingnya akhlak dan pendidikan karakter yang baik.
"Kekayaan tanpa akhlak menghasilkan kerakusan, kekuasaan tanpa akhlak adalah kezaliman, dan kepintaran tanpa akhlak adalah tipu daya," katanya.
Erick terus mendorong sinergi BUMN dengan ponpes dalam meningkatkan kapabilitas para santri, melalui sejumlah program, mulai dari magang santri di BUMN yang sudah mencapai 6 ribu santri hingga program beasiswa.
BUMN, lanjut Erick, telah memiliki Bank Syariah Indonesia yang masuk dalam 10 besar bank di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 360 triliun. Erick menjadikan BSI sebagai wadah dalam menciptakan muslimpreneur.
"Kenapa saya sering hadir ke pesantren-pesantren, karena ingin mengangkat ponpes jadi mercusuar peradaban, yang mana ini menjadi fondasi ekonomi umat," tegas Erick. (TSA)