Erick Thohir Ungkap RI Bidik Investor Timur Tengah Bangun EV Battery
Pemerintah membidik sejumlah investor asal Timur Tengah agar bisa berinvestasi di dalam ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV Battery).
IDXChannel - Pemerintah membidik sejumlah investor asal Timur Tengah agar bisa berinvestasi di dalam ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV Battery) di Indonesia.
Demi mengejar target tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan berangkat ke Arab Saudi pada hari ini untuk bertemu dengan potensial investor. Pembahasan utama Erick Thohir dan investor seputar critical mineral dan EV Battery.
"Saya hari ini berangkat ke Arab Saudi sebagai special envoy, salah satunya kita mau bicara juga dengan Saudi mengenai critical mineral," ungkap Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Usai dari Arab Saudi, Erick juga akan mengunjungi Qatar untuk membahas investasi di sektor energi dan EV Battery. Rencananya ke Qatar dilaksanakan pada Januari 2024 mendatang.
Sebelumnya, dia sudah bertemu dengan investor Uni Emirat Arab (UEA). Erick menilai menjajakan ini diperlukan karena para pihak di Timur Tengah memiliki kemitraan investasi atau private equity yang berinvestasi di perusahaan mobil dunia.
"UAE kemarin, saya juga bicara critical mineral. Nanti Januari saya juga pergi ke Qatar, bicara critical mineral. Siapa tahu, mereka kan juga punya private equity, yang investasi di perusahaan-perusahaan mobil dunia," ucap dia.
"Siapa tahu mereka juga mau melakukan investasi di sini (Indonesia),” lanjutnya.
Erick memastikan bahwa Indonesia tidak akan bergantung pada produsen otomotif dan penyimpanan energi asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc, untuk membangun bisnis kendaraan berbasis listrik di Tanah Air.
Selain karena Indonesia tengah mengincar investor Timur Tengah, pemerintah juga menggodok kerja sama dengan BYD Co Ltd, produsen mobil, sepeda bertenaga baterai, bus, forklift, panel surya, baterai isi ulang, hingga truk, asal China.
“Masa tergantung Tesla, kan ada BYD. Tapi nanti kalau BYD lagi, katanya kita enggak friendly lagi sama Eropa, sama Amerika, padahal coba lihat storyline-nya. Justru kita menjaga keseimbangan itu," jelas Erick.
(SLF)