ECONOMICS

Erick Thohir Ungkap Utang PLN Tersisa Rp404 Triliun

Suparjo Ramalan 05/12/2022 19:29 WIB

PT PLN (Persero) tercatat memiliki utang produktif Rp500 triliun, kini utang tersebut sudah berkurang Rp96 triliun menjadi tersisa Rp404 triliun.

Erick Thohir Ungkap Utang PLN Tersisa Rp404 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - PT PLN (Persero) tercatat memiliki utang produktif Rp500 triliun, kini utang tersebut sudah berkurang Rp96 triliun menjadi tersisa Rp404 triliun.

Penurunan utang PLN dikonfirmasi langsung Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI. Erick pun memastikan pihaknya terus melakukan transformasi bisnis PLN kedepannya sehingga utang perusahaan terus menurun. 

"Nah, ini salah satunya kita menyiapkan PLN, terbukti hari ini dari total utang PLN yang dulu Rp 500 triliun itukan turun menjadi Rp 404 triliun, sudah ada percepatan Rp 96 triliun (penurunan utang), baik merupakan utang dan cicilan yang dipercepat, itu yang kita dorong," kata Erick, Senin (5/12/2022). 

Dalam transformasi, Erick mengatakan PLN memiliki peran penting dalam mewujudkan transisi energi. Terlebih, mendorong target pemerintah perihal net zero emission (NZE) pada 2060.

Wujud itu direalisasikan melalui pembentukan holding dan subholding yang merupakan bagian dari ketahanan energi nasional. Dalam holding dan subholding tersebut, Erick menugaskan PLN sebagai holding fokus pada transmisi dan ritel. 

Dia menyampaikan subholding pembangkit juga tak hanya diisi pembangkit energi berbasis fosil, melainkan juga terdapat PLTS dan Geothermal. 

"Sehingga transisi itu terjadi di PLN dan ada spinoff salah satu subholding yang kita namakan beyond kWh,"

Melalui subholding beyond kWh, lanjut Erick, PLN akan mengoptimalisasi aset yang memiliki manfaat terhadap pengembangan infrastruktur digital. Erick mengatakan PLN memiliki sumber daya yang besar dalam meningkatkan akselerasi pengembangan infrastruktur digital.

"Ini juga bagian bagaimana kita menyehatkan PLN dan terbukti hari ini dari total utang Rp 500 T, sekarang sudah turun jadi Rp 404 triliun, ada penurunan Rp 96 triliun, baik merupakan utang dan cicilan yang dipercepat,"

Dia menekankan langkah transisi energi juga harus berdasarkan road map atau peta jalan. Erick tak ingin Indonesia hanya sekadar mengikuti dorongan negara lain dalam meningkatkan transisi energi. 

"Transformasi EBT berdasarkan roadmap kita, bukan road map yang didorong-dorong negara lain. Kalau kita ikuti 100 persen keinginan mereka bisa mengakibatkan listrik kita jadi lebih mahal. Kalau listrik kita mahal apakah pemerintah, industri atau rakyat yang menanggung," tutup Erick. (RRD)

SHARE