ESDM Klaim Upaya RI Tekan Emisi Selevel dengan Negara Maju di Dunia
Upaya Indonesia menekan emisi karbon berada pada level yang sama dengan negara-negara maju di dunia.
IDXChannel - Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menilai upaya Indonesia menekan emisi karbon berada pada level yang sama dengan negara-negara maju di dunia.
Menurutnya, pengomptimalan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), perdagangan karbon, penyimpanan C02 ke dalam sumur minyak dan gas menjadi bagian tak terpisahkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Banyak yang bilang di Eropa lakukan transisi energi dalam rangka menekan emisi di atmosfer, yang dilakukan Indonesia sudah masuk ke level-level negara maju," ujar Dadan dikutio dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (18/12/2023).
Dadan menegaskan, capaian yang sudah dilakukan Indonesia terwujud lantaran keseriusan Pemerintah menangani dekarbonisasi, terutama adanya dorongan kuat dari Menteri ESDM.
"Pak Menteri ESDM memang yang menge-push agar terjadi. Apa yang terjadi di Sukawati, proses konstruksi di Bintuni, kita akan masuk ke proses-proses yang benar-benar emisi rendah untuk produksi dari amonia dengan pakai CCS. Kita akan segera punya regulasi CCS, Peraturan Presidennya sekarang sudah digarap, ttinggal ditandatangan oleh presiden," tegasnta.
Saat ini, lanjut Dadan, isu terkait CCS adalah kelayakan membawa CO2 dari luar negeri untuk disimpan di Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki reservoir (cadangan) yang banyak, umumnya di bawah laut yang dapat dipakai untuk menyimpang CO2 dengan metode membayar.
"Mereka (negara lain) yang akan menyimpan CO2nya di Indonesia tentu harus bayar. Ini jadi bisnis baru, peluang usaha CCS. Karena kita ini punya potensi besar. Info terakhir angkanya adalah 500 gigaton (GT) CO2," ungkap Dadan.
Dijelaskan Dadan, angka 500 GT setara dengan 500 miliar ton CO2.
"Artinya, apabila emisi yang dikeluarkan PT PLN (persero) berkisar antara 300-400 juta dan sektor ESDM lainnya mengeluarkan emisi di angka 600 juta, maka tingkat ketercukupan telah mencapai hingga 900 tahun dibandingkan ketersediaan reservoir yang ada," tutupnya.
(SLF)