IDXChannel - Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) Kementerian ESDM melaksanakan survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan, dengan salah satu fungsinya adalah melakukan survei potensi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan dengan luas lautan mencapai 3.257.357 KM persegi, mengacu kepada hasil Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 10 Desember 1982.
Dengan terbentangnya lautan luas tersebut, banyak potensi-potensi energi yang masih tersimpan dan bisa digali agar dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, salah satunya adalah potensi sumber energi listrik dari laut.
Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL) Hadi Wijaya mengatakan bahwa salah satu pilar BBSPGL adalah pengkajian dalam mengembangkan energi laut di Indonesia untuk mendukung Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Indonesia itu memiliki potensi energi laut seperti energi arus, gelombang dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion)," jelasnya pada acara bertajuk 'Refleksi Akhir Tahun: Pemanfaatan Sumber Daya untuk Transisi Energi Indonesia' dilansir dari siaran pers Kementerisn ESDM, Minggu (17/12/2023).
Hadi mengungkapkan, BBSPGL telah melakukan serangkaian kegiatan untuk mengukur potensi energi laut Indonesia yang bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik di 17 titik, dengan total potensi mencapai 60 GW.
Sebanyak 17 titik perairan tersebut, yaitu berada di Selat Riau, Selat Sunda, Selat Toyapakeh Nusa Penida, Selat Lombok, Selat Alas, Selat Molo, Selat Larantuka, Selat Boleng, Selat Pantar, Selat Mansuar, Selat Lirung Talaud, Selat Sugi Riau, Selat Lampa Natuna, Selat Lembeh, Selat Sinaboi Tenggara Medan, Selat Patinti Halmahera Selatan, dan Selat Alor.
Hasil pemetaan tersebut juga sudah diluncurkan oleh Badan Geologi pada 2022 lalu ke dalam Peta Potensi Energi Laut Indonesia.