Gali Lubang Tutup Lubang, Begini Strategi Istri PPSU Hadapi Kenaikan Harga Sembako
Selain gali lubang tutup lubang, Siti juga memiliki strategi mengatasi kenaikan harga dengan cara mengirit uang belanja yang diberikan suaminya.
IDXChannel - 'Srek Srek Srek' bunyi sapu lidi di ujung gang sempit itu mengawali pagi. Sesekali berhenti ketika perempuan pemegang sapu mengelap keringat sambil menatap kosong ke arah ujung gang.
"Bingung mau masak apa," lirih perempuan yang memiliki dua orang anak itu.
Ai Siti Nasiah namanya. Istri dari suami yang bekerja sebagai Petugas Prasarana dan Sarana Umum itu bingung dengan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan meski sudah lewat hari raya natal dan tahun baru.
Apalagi, di masa pandemi ini suaminya tidak memiliki penghasilan tambahan selain mengandalkan gaji dari PPSU kelurahan Kebayoran Lama Selatan DKI Jakarta.
"Sejak sembako naik, saya gali lobang tutup lobang untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga," ungkapnya.
Selain gali lubang tutup lubang, Siti juga memiliki strategi mengatasi kenaikan harga dengan cara mengirit uang belanja yang diberikan suaminya.
"Masak paling dua atau tiga hari sekali. Beli bakso sebungkus untuk dimakan sehari bareng anak-anak pake nasi untuk irit uang harian," ujarnya.
Perempuan asal Subang itu berharap pemerintah memiliki solusi cepat agar harga kebutuhan mengalami penurunan. Atau, kata dia, setidaknya ada penyesuaian penghasilan yang diberikan dari pemerintah terhadap warga kecil seperti dirinya.
"Saya harap pemerintah peduli dengan nasib orang kecil kayak kita begini, masa harga naik kok pemerintah tenang tenang aja," keluhnya.
Seperti diketahui sebelumnya. Sejak pergantian tahun lalu, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar masih melambung tinggi. Sejumlah pedagang ritel meminta pemerintah untuk menggelar operasi di seluruh pasar.
Sekretaris Jenderal DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengatakan Ikappi tidak memiliki kewenangan seperti yang dimiliki kementerian dan lembaga terkait. Untuk itu para pedagang ritel tidak memiliki strategi menghadapi kenaikan harga selain mengontrol kebijakan pemerintah.
"Kami hanya mengontrol dan mengawasi kebijakan-kebijakan pemerintah agar tepat sasaran kepada para pedagang pasar. Pemerintah sudah benar melakukan operasi pasar, tapi jangan hanya pasar modern," kata Reynaldi saat dihubungi.
Reynaldi menjelaskan, operasi pasar yang dilakukan sebagai salah satu strategi mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok tidak akan berdampak bila hanya dilakukan di pasar modern. Khususnya untuk harga komoditas minyak goreng. Menurutnya, operasi pasar akan efektif dilakukan di 14.350 pasar yang ada di seluruh Indonesia.
Selain itu, lanjut Reynaldi, subsidi minyak goreng sehraga Rp14.000 perliter yang diberikan pemerintah selama enam bulan ke depan harus dibarengi dengan revisi Harga Eceran Tertinggi (HET) di dalam negeri yang nilainya berkisar Rp11.000-12.000 per liter. Revisi tersebut harus dilakukan dengan mengundang pemangku kepentingan dari hulu hingga ke hilir atau dari produsen hingga ke pedagang.
"Strategi strategi ini harus dilakukan dengan cepat mengingat banyak hari raya besar kedepanya muali dari bulan Ramadan hingga hari raya idul fitri," ungkapnya.
Terakhir, Reynaldi mengingatkan kepada pemerintah untuk mengelola tata niaga yang terjadi di lapangan. Dia menilai apabila tidak dikelola dengan baik, kenaikan harga yang terjadi setiap tahun tidak akan mengalami perubahan.
"Surplus harus disubsidi silang. Buka kepada publik peta wilayah produksi kita, agar kita sama sama mengawasi dan mengontrolnya. Sehingga tidak ada dugaan kartel yang bermain disini," pungkasnya. (FHM)