ECONOMICS

Gandeng Fairatmos, Wright Partners Ikut Perangi Perubahan Iklim di Asia Tenggara

Taufan Sukma/IDX Channel 25/06/2023 19:22 WIB

kedua pihak bersepakat mendorong kemunculan sedikitnya sepuluh sustainable ventures dalam tiga tahun ke depan.

Gandeng Fairatmos, Wright Partners Ikut Perangi Perubahan Iklim di Asia Tenggara (foto: MNC Media)

IDXChannel - Wright Partners tengah bersiap turut serta dalam upaya penanganan perubahan iklim yang kini tengah dihadapi masyarakat global.

Karenanya, salah satu pelaku utama bisnis venture builder di Asia Tenggara tersebut secara resmi menggandeng Fairatmos, startup yang berfokus pada pengembangan teknologi iklim asal Indonesia.

Dalam kerja samanya, kedua pihak bersepakat mendorong kemunculan sedikitnya sepuluh sustainable ventures dalam tiga tahun ke depan, guna menjawab permasalahan perubahan iklim yang dihadapi Asia Tenggara.

"Kerjasama ini menggabungkan dua organisasi dengan keahlian yang saling melengkapi. Kami memiliki rekam jejak dalam membangun usaha di bidang agritech, edutech, logistik, dan fintech. Sedangkan Fairatmos ahli dan berpengalaman dalam upaya pengurangan emisi karbon serta inovasi usaha keberlanjutan, seperti daur ulang limbah plastik," ujar Founding Partner dari Wright Partners, Ziv Ragowsky, dalam keterangan resminya.

Menurut Ragowsky, pihaknya antusias dalam mengatasi tantangan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara.

Bersama Fairatmos, Wright Partners yakin dapat mendukung dunia korporasi dan lembaga lain untuk lebih memahami persoalan emisi karbon.

Selain itu, kolaborasi kedua pihak diharapkan dapat menghadirkan inovasi yang tidak hanya akan mengurangi emisi karbon, namun juga membantu bisnis lain dalam menciptakan nilai tambah dengan pengelolaan bisnis yang lebih sustainable.

"Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya yang kami miliki, kami yakin dapat menghadirkan usaha-usaha baru yang inovatif, yang akan membuat perbedaan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim," tutur Ragowsky.

Dijelaskannya, Indonesia adalah salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, dengan sebagian besar berasal dari deforestasi dan perubahan penggunaan lahan lainnya.

Namun, Indonesia telah mengambil langkah dalam mengatasi hal ini, baik dari sektor publik maupun swasta.

Indonesia telah memasang target Kontribusi yang ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, yaitu sebesar 32 hingga 43% persen pada 2030 mendatang.

Dari sektor AFOLU (pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya) saja, Ragowsky menjelaskan, terdapat target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 510 hingga 740 juta ton CO2.

"Selain itu, banyak juga perusahaan Indonesia dari berbagai sektor yang menunjukkan ketertarikan tinggi atas usaha keberlanjutan," tutur Ragowsky.

Namun, karena sebagian besar telah difokuskan pada pengurangan emisi gas rumah kaca Scope 1, 2, dan 3, maka banyak yang justru menilai keberlanjutan sebagai tambahan biaya, dan bukan sebagai peluang sumber pendapatan baru.

Kerjasama Wright Partners dan Fairatmos disebut Ragoswky sengaja digagas untuk dapat mengubah pandangan tersebut.

Definisi baru yang digunakan untuk menggambarkan perspektif berikut adalah Scope 4, yaitu pengurangan yang terjadi dalam penggunaan suatu produk di luar rantai nilai utama dari produk tersebut.

Dengan kata lain, menghindari emisi melalui produk (barang dan jasa) yang lebih efisien sebagai alternatif dari produk yang kurang efisien. Terdapat banyak peluang Scope 4 bagi perusahaan di berbagai sektor.

Mulai dari perusahaan telekomunikasi yang mendukung teknologi Internet of Things (IoT) dalam melakukan pengukuran yang lebih baik, hingga perbankan dalam menyediakan pembiayaan untuk investasi modal berkelanjutan.

"Fokus awal kami dimulai dari usaha-usaha terkait pengurangan karbon di Indonesia. Fokus ini diharapkan dapat membangun momentum dalam menghadirkan perencanaan dan penciptaan usaha inovatif dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor revolusi hijau," papar Ragoswky.

Wright Partners dan Fairatmos telah menjalankan langkah awal dalam menyertakan Fairatmos ke dalam usaha-usaha Wright Partners, di antaranya dalam melakukan verifikasi dan perdagangan karbon serta kredit hijau lainnya.

Salah satu contohnya adalah layanan AtmosCheck yang disediakan FairAtmos yang menghadirkan teknologi remote sensing.

Wright Partners dan Fairatmos saat ini telah bekerja sama dalam mengembangkan metodologi untuk mengidentifikasi pengurangan emisi karbon dan dekarbonisasi logistik untuk Titip, startup yang baru saja diluncurkan oleh Wright Partners.

Melalui usaha-usaha lainnya, Wright Partners dan Fairatmos sedang bekerja untuk mengidentifikasi berbagai cara untuk mendukung keberlanjutan di berbagai sektor dan elemen penyebab polusi.

Selain itu, baik Wright Partners maupun Fairatmos juga aktif dalam mendorong usaha keberlanjutan di Indonesia dan negara-negara lainnya. (TSA)

SHARE