ECONOMICS

Gandeng Perusahaan Arab Saudi, Pupuk Indonesia Kembangkan Ekosistem Green Ammonia

Dinar Fitra Maghiszha 06/12/2023 06:40 WIB

ketiga belah pihak telah mengumpulkan berbagai data, informasi, serta kunjungan lapangan untuk mempersiapkan langkah lebih lanjut.

Gandeng Perusahaan Arab Saudi, Pupuk Indonesia Kembangkan Ekosistem Green Ammonia (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Pupuk Indonesia (Persero) sepakat membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan ACWA Power terkait mengembangkan ekosistem Green Hydrogren dan Green Ammonia di Indonesia.

Langkah ini bakal dipimpin oleh ACWA Power, yang merupakan raksasa pembangkit listrik dari Arab Saudi. Melalui JV, ketiga entitas ini akan menjalankan proyek, termasuk pemilihan kontraktor EPC (Engineering, Procurement, & Construction) hingga penjualan green ammonia untuk pasar domestik maupun mancanegara.

"Ini adalah sebuah kolaborasi global untuk mendukung penurunan emisi karbon melalui pengembangan green hydrogen dan green ammonia," ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmat Pribadi, Selasa (5/12/2023).

Rencana ini tertuang dalam Joint Development Agreement (JDA) dalam  pengembangan ekosistem green energi di kawasan industri Petrokimia Gresik.

Kerja sama ini resmi ditanda tangani bersamaan dengan perhelatan COP28 atau konferensi tingkat tinggi PBB terkait perubahan iklim dunia di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (3/12/2023).

JDA sendiri merupakan tindak lanjut atas Joint Development Study Agreement (JDSA), atau studi pengembangan bersama yang disepakati sejak Juli 2023.

Dalam studi tersebut, ketiga belah pihak telah mengumpulkan berbagai data, informasi, serta kunjungan lapangan untuk mempersiapkan langkah lebih lanjut.

"Proyek ini akan semakin mendorong iklim investasi dan pengembangan ekosistem energi hijau di Indonesia, sekaligus mendukung pancapaian target Net Zero Emission pemerintah," tutur Rahmad.

Secara lebih detil, PLN akan mendukung penyediaan tenaga listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) yang berasal dari Banyuwangi dan Pulau Madura.

Listrik ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas maksimum 200 MW.

Listrik tersebut kemudian akan dipasok ke fasilitas produksi anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu Petrokimia Gresik, untuk menghasilkan green hydrogen.

Selanjutnya, green hydrogen akan dikonversi menjadi green ammonia melalui pabrik amonia eksisting di kawasan industri pupuk di Gresik tersebut.

"Jadi peran Pupuk Indonesia dalam kerjasama ini adalah terkait penyediaan lahan untuk pabrik green hydrogen di Gresik. Kemudian mengonversi green hydrogen menjadi green ammonia, termasuk menyediakan fasilitas loading green amonia ke kapal laut untuk dijual ke konsumen di dalam dan luar negeri," ungkap Rahmad.

Selain di Jawa Timur, Pupuk Indonesia bersama PLN juga menandatangani joint development study agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama green hydrogen dan green ammonia pada kawasan industri Pupuk Kujang di Jawa Barat.

Selain untuk kebutuhan energi bersih masa depan, akselerasi pengembangan ini juga dimaksudkan untuk menjaga keberlanjutan pasokan amonia sebagai bahan baku pupuk. Rahmad memaparkan amonia adalah bahan baku utama pupuk jenis Urea, NPK, ZA, dan sebagainya.

Sebagai catatan, ACWA Power merupakan investor dan operator pembangkit listrik asal Arab Saudi yang telah beroperasi di 13 negara. Saat ini ACWA Power juga sedang menggarap proyek green hydrogen terbesar di dunia pada megaproyek Neom milik kerajaan Arab Saudi. (TSA)

SHARE