Ganjar Resmi Diusung Jadi Capres, Ini Potret Ekonomi dan Investasi di Jateng
Pesta demokrasi Tanah Air akan digelar pada 2024 mendatang. Namun, riuh politik dalam negeri bergema dalam beberapa waktu terakhir.
IDXChannel - Pesta demokrasi Tanah Air akan digelar pada 2024 mendatang. Namun, riuh politik dalam negeri bergema dalam beberapa waktu terakhir.
Menjelang akhir April lalu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang akan diusung partai berlambang banteng tersebut.
Pengumuman ini disarankan dalam Rapat DPP PDIP ke-140 yang disiarkan via saluran YouTube.
"Maka pada jam 13.45 dengan mengucap bismilah menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jateng sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon Presiden RI dari partai PDIP," kata Ketua umum partai perempuan satu-satunya tersebut pada 21 April 2023.
Saat ini, Ganjar Pranowo masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah Jateng. Di tengah gegap gempita pencapresan, ekonomi Jawa Tengah menjadi sorotan
Potret Ekonomi Jawa Tengah
Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Jateng mencapai 10,93% atau 3,83 juta penduduk pada 2022. Adapun target penurunan kemiskinan Pemprov Jateng sebesar 9,05%.
Sementara 2023 menjadi tahun terakhir program pembangunannya memprioritaskan percepatan penanggulangan kemiskinan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga kabupaten dengan presentase kemiskinan terbesar di Jawa Tengah di antaranya Kabupaten Kebumen mencapai 16,41%, Kabupaten Wonosobo dengan tingkat kemiskinan 16,17% dan kabupaten Brebes dengan presentase 16,05%.
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Dalam hal pertumbuhan ekonomi, Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan 5,04% yoy pada kuartal pertama tahun ini dan 1,55% secara kuartal per kuartal (QoQ).
Di sisi inflasi, tercatat gabungan enam kota di Jateng mengalami inflasi 0,28% sepanjang April 2023 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,57.
Dari enam kota ini, inflasi tertinggi terjadi di Kota Kudus sebesar 0,34 persen dengan IHK 114,50.
Angka inflasi ini tercatat stabil, terlihat di bulan Februari 2023, Jateng mengalami inflasi sebesar 0,29%. Inflasi ini disumbang oleh kenaikan komoditas beras, rokok kretek filter dan bawang merah serta bawang putih.
Perdagangan
Dari sisi perdagangan, nilai ekspor Jawa Tengah pada April 2023 tercatat sebesar USD677,65 juta atau turun 25,12% dibanding ekspor Maret 2023. Secara year on year (yoy) ekspor Jawa Tengah pada April 2022 turun sebesar 39,33%.
Adapun dari sisi nilai impor, Jawa Tengah menyumbang USD982,15 juta atau turun 22,44% pada pada April 2023 dibanding impor pada Maret 2023. Secara yoy, impor April 2022 turun sebesar 40,99%.
Nilai neraca perdagangan total Jawa Tengah pada April 2023 mengalami defisit sebesar USD304,50 juta yang dipicu oleh defisit pada sektor migas. Adapun untuk sektor non migas, neraca perdagangan mengalami surplus. Adapun sektor migas mengalami defisit sebesar USD497,12 juta, sedangkan sektor non migas mengalami surplus sebesar USD192,62 juta.
Tingkat Pengangguran
BPS mencatat, Jawa Tengah mengalami penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2023. Angka TPT turun jadi 5,24%. Tercatat, sebanyak 395 ribu orang terserap di dunia kerja, sementara pengangguran berkurang 59 ribu orang.
Nilai Tukar Petani
Sebagai wilayah dengan sektor unggulan pertanian, Nilai Tukar Petani (NPT) Jawa Tengah per Mei 2023 sebesar 108,84 atau naik 1,05% dibanding NTP bulan sebelumnya sebesar 107,71.
Kenaikan NTP disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima petani sebesar 1,60% lebih cepat dibanding kenaikan Indeks Harga yang Dibayar petani sebesar 0,55%.
Menyoal investasi, mengutip laporan DPMPTSP Provinsi, Jateng memiliki realisasi investasi sebesar Rp58,89 triliun pada 2022.
Lima sektor tertinggi yang mendominasi pada kegiatan penanaman modal asing (PMA) pada 2022 yaitu Sektor Listrik, Gas dan Air tercatat menyumbang investasi Rp11,02 triliun.
Tercatat juga Industri Barang dari Kulit dan Alas Kaki sebesar Rp5,46 triliun dan Industri Tekstil Rp5,45 triliun. Sementara sektor Transportasi Gudang dan Telekomunikasi menyumbang investasi Rp3,69 triliun, dan sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran menyumbang investasi Rp2,02 Triliun.
Capaian nilai investasi PMA pada 2022 terbesar berdasarkan wilayah di Jateng di antaranya di Kabupaten Jepara sebesar Rp9,42 triliun, Kota Semarang sebesar Rp4,77 triliun, Kabupaten Batang Rp4,73 triliun, Kabupaten Kendal Rp4,60 triliun dan Kabupaten Semarang Rp1,93 triliun.
Lima besar investor terbesar berasal dari Jepang dengan nilai investasi Rp11,43 triliun, Korea Selatan sebesar Rp5,01 triliun, Singapura Rp4,10 triliun, Malaysia Rp3,04 triliun dan Hongkong Rp2,88 triliun. (ADF)