ECONOMICS

Garap Bisnis Sawit, PTPN III Gandeng BUMN Malaysia

Suparjo Ramalan 10/01/2023 13:11 WIB

Kerja sama tersebut untuk menguatkan ekosistem kelapa sawit di dalam negeri hingga membawa industri sawit di Indonesia di pasar global.

Garap Bisnis Sawit, PTPN III Gandeng BUMN Malaysia (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) menggandeng BUMN Malaysia, FGV Holdings Berhad (FGV) untuk menggarap bisnis kelapa sawit dan komoditas non kelapa sawit. 

Kerja sama kedua entitas meliputi sektor hulu dan hilir komoditi non kelapa sawit, sektor hilir komoditi kelapa sawit, sektor hulu komoditi kelapa sawit di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia, sektor ketahanan pangan nasional, pasar internasional, dan peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM), hingga transfer teknologi.

Direktur Utama PTPN III, Abdul Ghani mengatakan, kerja sama tersebut untuk menguatkan ekosistem kelapa sawit di dalam negeri hingga membawa industri sawit di Indonesia di pasar global. 

"Ini adalah salah satu upaya kita untuk semakin menguatkan bisnis sawit Indonesia di tingkat global, serta peningkatan kemampuan SDM dan teknologi di bidang agroindustri kedua belah pihak, dan tidak kalah penting adalah menjadi sebagian dari program ketahanan pangan di negara masing-masing," ujar Ghani, Selasa (10/1/2023).

Ghani berharap kolaborasi itu dapat meningkatkan tata kelola industri kelapa sawit yang berkelanjutan bagi kedua perusahaan, di mana PTPN merupakan perusahaan perkebunan yang memiliki komitmen kuat menerapkan konsep bisnis berorientasi Environmental, Social and Corporate Governance (ESG).

Menurutnya, semakin baiknya kepedulian terhadap lingkungan, sertifikasi yang berorientasi pada sustainability, berdampak juga pada peningkatan harga produk PTPN yang dihasilkan.

"Seiring dengan komitmen yang sangat kuat terhadap ESG, tahun ini kami menargetkan seluruh kebun dan pabrik PTPN mendapatkan sertifikat berkelanjutan berstandar internasional, yakni RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil)," kata dia.

Dia yakin kemitraan strategis juga berpotensi memperkuat pasar Indonesia dan Malaysia di tingkat global. Kedua negara digadang-gadang akan menguasai 88 persen dari produksi CPO dunia dan 32 persen dari produksi edible oil dunia.

Untuk diketahui, FGV mengelola lahan produksi lebih dari 439,725 Ha dan memiliki lebih dari 45.000 pekerja serta telah listed di Bursa Malaysia sejak 2012 yang menjadi IPO terbesar ketiga dunia pada saat itu yang mencapai RM10,4 miliar. 

Kegiatan usaha yang menjadi core business FGV diantaranya kelapa sawit (hulu dan hilir), karet (hulu), bio-renewable energy, bisnis gula, dan logistic (transportasi, tangki minyak nabati dan liquid terminal) yang tersebar di banyak negara di benua Amerika, Eropa, hingga Asia.

(DES)

SHARE