IDXChannel - Tidak terlalu berlebihan jika menyebut Indonesia adalah raja sawit dunia. Pasalnya, RI merupakan produsen terbesar minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya.
Mengutip Statista, produksi CPO Indonesia pada periode 2021/2022, bakal mencapai 45,3 juta metrik ton (MMT) mengungguli Malaysia dan Thailand.
Berdasarkan data The Science Agriculture, terdapat 10 perusahaan kelapa sawit dengan pendapatan terbesar di Indonesia pada 2020.
Tiga di antaranya adalah perusahaan Grup Sinarmas PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (SMART) Tbk dengan pendapatan mencapai Rp 40,3 triliun.
Adapun per 30 September 2022, berdasarkan laporan keuangan SMART, penjualan bersih untuk periode sembilan bulan tahun ini meningkat 41% menjadi Rp 57,04 triliun secara year on year (yoy). (Lihat grafik di bawah ini.)
Peningkatan pendapatan penjualan ini dihasilkan dari kombinasi apresiasi harga jual rata-rata dan volume penjualan yang lebih tinggi. CPO harga pasar berdasarkan FOB Belawan naik 23% year-on-year, rata-rata USD1.368 per MT selama periode sembilan bulan tahun 2022.
Selama periode sembilan bulan tahun ini, produksi buah SMART juga dilaporkan sedikit menurun 3% menjadi 1,86 juta ton, dari basis produksi tinggi tahun lalu yang mengalami rebound setelahnya kondisi El Niño.
Produksi juga dipengaruhi oleh tingginya curah hujan dan persiapan perkebunan tua untuk penanaman kembali.
Sejalan dengan itu, produksi CPO dan PK sedikit menurun menjadi 425 ribu dan masing-masing 117 ribu ton. Tingkat ekstraksi minyak sawit dan kernel masing-masing mencapai 20,8% dan 5,7%.
Di posisi kedua ada perusahaan Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan pendapatan mencapai Rp 18,8 triliun di tahun 2020.
Hingga September 2022, Astra Agro mencatat penurunan pendapatan bersih sebesar 8,3% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 17 triliun. Pada 2021, perseroan disebut telah membayar pungutan ekspor dan pajak ekspor sebesar Rp228 miliar atau mengalami penurunan sebesar 75,1% Ytd dari tahun sebelumnya sebesar Rp916 miliar.
Harga jual rata-rata CPO hingga September 2022 mengalami peningkatan sebesar 24% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Sehingga, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik saham pada September 2022 sebesar Rp 1,2 triliun atau mengalami penurunan sebesar 17,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.