Garuda Indonesia Tak Jadi Pailit, Ini Saran Pengamat
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah resmi memutuskan Garuda Indonesia keluar dari jeratan pailit.
IDXChannel - Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah resmi memutuskan Garuda Indonesia keluar dari jeratan pailit.
Pengamat Penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri), Gerry Soejatman mengatakan hal ini merupakan kabar yang bagus, karena Garuda bisa terus berlanjut sesuai dengan kesepakatan kreditur.
"Kalau menurut kita itu tanda yang bagus dalam arti kreditur percaya bahwa pasar Indonesia ini masih sehat dan dianggap bisa recover. Karena recover dari posisi kaya gini kan lebih sulit," kata Gerry dalam program Market Review di IDX Channel, Selasa (28/6/2022).
Namun, menurutnya ada beberapa hal yang harus segera dilakukan oleh Garuda Indonesia, terutama dari perencanaan bisnisnya.
"Saya rasa dengan putusan itu tidak usah menunngu finalisasi pun itu sudah bisa dilakukan, mulai yang masih jadi concern adalah short-term financing sampai putusan dan cairnya misalnya dana yang dijanjikan oleh pemerintah, sampai itu terjadi tentu masih ada tantangan short-term financing," ungkapnya.
Selain itu ia menyampaikan Garuda Indonesia masih memiliki beberapa pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
"PR nya Garuda juga tidak hanya di PKPU ini tapi juga ada restrukturisasi non financial yang harus dilakukan. Itu juga yang harus terus dilakukan. Dari sebelum PKPU ini pun sudah dimulai namun sebaiknya dipercepat" ujarnya.
Gerry menambahkan, banyak juga hal-hal internal yang harus segera dilakukan perbaikan oleh manajemen.
"Garuda kan ke depan rencananya 60 sampai 70 pesawat ini turun dari sekitar 150an pesawat. Nah ini main powernya yang untuk 150 pesawat ini bagaimana, gak mungkin dong dibiarin begitu aja dengan harapannya turun ke 60 pesawat, ini harus dicarikan solusinya dan juga langkah-langkah yang untuk efisiensi bagi yang masih aktif bagaimana creativitynya harus ditingkatkan," paparnya.
Gerry menyarankan beberapa hal, reaktivasi perlu dilakukan untuk menambah jumlah penerbangan, selain itu jumlah karyawan yang masih terlalu banyak sebaiknya segera dilakukan pengurangan.
"sekarang kalau tidak salah hanya sekitar 40an pesawat yang terbang, jadi mereka harus cari dana untuk reaktivasi armada yang ibaratnya grounded. Dari sisi lain jumlah karyawan yang mungkin masih untuk 150 pesawat pelan-pelan harus di turunin. Kita gak tau di luar mau seberapa cepat Garuda melakukan itu dan saya yakin itu bukan langkah yang mudah. Karena bahas pengurangan karyawan biasanya menjadi polemik," tandasnya.
(NDA)