Gubernur Ganjar Ungkap Petani Tembakau RI Sedang Merana
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan saat ini para petani yang memang kendali industri rokok sebagian besar belum sejahtera bahkan menderita.
IDXChannel - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan saat ini para petani yang memang kendali industri rokok sebagian besar belum sejahtera bahkan menderita. Padahal dari industri ini, negara bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp170 triliun, lebih besar daripada sumbangan sektor minyak dan gas bumi.
“Saya buka perokok dan saya juga tidak sedang menganjurkan merokok. Saya cuma mau cerita. Ada 7 juta petani dan pekerja yang menggantungkan hidupnya dari industri rokok. secara pendapaan untuk pekerja di pabrik nasibnya alhamdulillah sudah terjamin, sudah aman, karena jadi tanggung jawab perusahaan,
Tapi petani? yang memegang kendali hulu industri ini, malah belum sejahtera, beberapa menyatakan menderita pak, sebagian besar dari mereka hidup segan mati nggak mau,” kata Ganjar dalam akun Yotubenya, seperti dikutip Jumat (8/10/2021).
Ganjar menambahkan, banyak yang bilang, kenapa para petani tembakau tidak beralih saja ke komoditas lainnya seperti Jagung, Kopi atau lainnya daripada tetap bertahan dengan tetap menanam tembakau yang ujungnya membuat hidup petani tetap tidak sejahtera.
“Pemikiran seperti itu ada benarnya, tapi persoalannya tidak sesederhana itu ferguso, bicara tembakau kita berarti bcara soal peluang dan keberpihakan, kita bicara peluang karena di tanah air ini di negara kita ini mampu menghasilkan termbakau terbaik di dunia. Tembakau terbaik di dunia di hasilkan di tanah kita ini,” ungkapnya.
Ganjar lalu mencontohkan, ada tembakau srintil yang ada di Temanggung, Jawa Tengah, Tembakau Rancak di Madura, Jawa Timur, dan Tembakau Virginia yang ada di NTB, bahkan di Jember Jawa Timur tembakaunya di produksi dan diekspor untuk cerutu kelas dunia, semuanya ini hebatnya bukan main. Apalagi ada 17 provinsi penghasil tembakau di Indonesia, tapi yang tertinggi ada 4 provinsi yakni Jatim, Jateng, NTB serta Jawa Barat. masing-masing punya grade-nya sendiri-sendiri dari Grade A sampai grade G.
“Yang paling bagus dan paling mahal harganya adalah grade G, sebagai gambaran gadre G yang biasanya tembakau Temanggung itu harganya bisa sampai Rp1juta per kilonya. Sedangkan Grade A sampai C hanya sekitar Rp40 ribu sampai Rp90 ribu per kilonya. Kalau melihat itu para petani harusnya makmur. Bin sejahtera tapi nyatanya tidak karena kurangnya keberpihakkan dari kita,” tuturnya.
Ganjar menjelaskan, mengapa para petani tembakau banyak yang tidak sejahtera hidupnya. Salah satunya karena daya tawar petani menjadi sangat lemah.
“Jadi kalau pabrik sudah memutuskan harga petani tidak punya bergaining. Sudah gitu ada saja hal-hal yang membuat petani bertanya-tanya contoh ketika kenaikan cukai misalnya, itu dampak terbesarnya ternyata ke petani begitu kata mereka kepada saya. Cukai naik, pabrik mengurangi serapan lalu harga ditingkat petani ya langsung bles. ambles. Grade A sampai D yang harusnya sekitar Rp90ribuan harganya anjllok bisa sampai Rp10 ribuan,” ujarnya. (RAMA)