Hadapi Resesi, BUMD Pangan Diminta Bentuk Super Holding
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diminta membentuk super holding pangan guna menjamin ketersediaan dan stabilitas harga.
IDXChannel - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diminta membentuk super holding pangan guna menjamin ketersediaan dan stabilitas harga. Hal ini diyakini akan berhasil dalam mengantisipasi potensi resesi.
Anggota Banggar DPRD DKI Jakarta Farazandi Fidinansyah menuturkan Perumda Dharma Jaya, Perumda Pasar Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya harus memiliki program kerja jitu di tahun depan dan pedoman antisipatif ketika resesi ekonomi benar-benar menerjang Jakarta.
“Segera dibentuk super holding pangan seperti yang dilakukan di nasional. Marwah BUMD pangan harus dikembalikan, Pasar Jaya melakukan distribusi dan etalase penjualan, Dharma Jaya siapkan kebutuhan pangan hewani dan Food Station kebutuhan pangan processing. Ini diatur sehingga punya kerangka kerja yang jelas. Ini serius karena 2023 kita harus mengantisipasi resesi,” kata Farazandi dalam keterangannya, Jumat (4/11/2022).
Hal senada juga diungkap anggota Banggar Gembong Warsono yang meminta ketiga BUMD ini segera mempersiapkan program jitu untuk memperkuat ketahanan pangan Jakarta.
“Tolong dibuat skenario yang besar soal kedaulatan pangan kita. Buat konsep bersama-sama agar kedaulatan pangan DKI Jakarta bisa lebih kuat,” ucap Gembong.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PD Dharma Jaya Raditya Endra Budiman menjelaskan pihaknya telah mengusulkan permohonan PMD (penyertaan modal daerah) sebesar Rp50 miliar untuk mengantisipasi resesi. Masing-masing yakni Rp40 miliar untuk pembuatan cold storage atau tempat pendingin dengan kapasitas 2.000 ton, dan Rp10 miliar untuk membuat pabrik pengolahan.
“Kami sudah merencanakan untuk membangun konstruksi untuk menjaga ketahanan pangan,” ujar Raditya.
Sedangkan Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo mengungkapkan pihaknya sudah mempersiapkan antisipasi resesi. Selain konsen di stok beras, ia juga mengaku akan menanam jagung untuk diolah menjadi pakan ternak ayam, sehingga dapat menghasilkan telur tanpa perlu mengeluarkan biaya pakan.
“Tahun depan kami mulai melakukan budidaya tanam jagung karena ini menjadi bagian dari ekosistem ketahanan pangan. Jadi dengan membuat ekosistem ketahanan pangan tersebut, diharapkan ketersediaan pasokan pangan untuk DKI Jakarta akan tetap stabil dan harganya tetap terkendali,” ungkap Pamrihadi.
Sementara Dirut Perumda Pasar Jaya Tri Prasetyo menjelaskan pihaknya telah melakukan kontrak farming dengan sejumlah petani bawang di Brebes dan petani cabai di Jawa Timur demi menjaga kestabilan harga.
“Selain itu pusat distribusi kami di pasar induk juga menjadi fokus untuk dilakukan revitalisasi. Mudah-mudahan pembangunannya di bulan November ini,” pungkasnya.
(DES)