Hadiri Rakor Pangan, Mendag: Swasembada Bisa Hemat Devisa USD5,2 Miliar
Penghematan itu bisa terjadi jika Indonesia telah berhasil melakukan swasembada untuk empat komoditas, yaitu beras, gula, garam, dan jagung
IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap berbagai dampak ekonomi apabila swasembada pangan berhasil dijalankan. Salah satunya, kata dia, dapat menghemat devisa negara hingga USD5,2 miliar.
Dia mengatakan, penghematan itu bisa terjadi jika Indonesia telah berhasil melakukan swasembada untuk empat komoditas, yaitu beras, gula, garam, dan jagung
"Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat menghemat devisa sekitar USD5,2 miliar. Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan," kata Mendag dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025).
Mendag mengatakan dalam lima tahun terakhir (2020–2024), Indonesia masih mengimpor komoditas beras, gula, garam, dan jagung dengan nilai yang cukup besar.
Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.
Rapat koordinasi di Surabaya membahas sinergi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mempersiapkan target swasembada pangan pada 2027 yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Rapat koordinasi juga menjadi forum dialog pemerintah pusat dengan para kepala daerah di Provinsi Jawa Timur untuk menyukseskan swasembada pangan dengan memanfaatkan kelebihan dari kondisi pertanian di Jawa Timur.
Dalam rapat, Mendag menyoroti sejumlah produk pangan yang mampu menunjukkan keberhasilan swasembadadengan surplus yangdiarahkan untuk ekspor.
Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO) yang pangsa pasar ekspornya secara nasional sebesar 11,2 persen.
Sementara itu, di Jawa Timur, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor satu yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam.
"Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak contoh komoditas yang sudah swasembada pangan. Sehingga, kalau komoditas yang lain juga akan swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan," kata Mendag.
Adapun untuk mendukung penyimpanan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok), Kemendag mempersiapkan gudang-gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) agar dapat digunakan sebagai penyimpanan komoditas pertanian.
(NIA DEVIYANA)