ECONOMICS

Hadiri Rakor Pangan, Mendag: Swasembada Bisa Hemat Devisa USD5,2 Miliar

Nia Deviyana 07/01/2025 19:38 WIB

Penghematan itu bisa terjadi jika Indonesia telah berhasil melakukan swasembada untuk empat komoditas, yaitu beras, gula, garam, dan  jagung

Hadiri Rakor Pangan, Mendag: Swasembada Bisa Hemat Devisa USD5,2 Miliar. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkap berbagai dampak ekonomi apabila swasembada pangan berhasil dijalankan. Salah satunya, kata dia, dapat menghemat devisa negara hingga USD5,2 miliar. 

Dia mengatakan, penghematan itu bisa terjadi jika Indonesia telah berhasil melakukan swasembada untuk empat komoditas, yaitu beras, gula, garam, dan  jagung

"Apabila swasembada untuk empat komoditas tersebut dilakukan, kita dapat  menghemat devisa sekitar USD5,2 miliar. Penghematan ini bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya (penyediaan) pupuk untuk pertanian maupun kebutuhan perikanan," kata Mendag  dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/1/2025).

Mendag mengatakan dalam lima tahun terakhir (2020–2024), Indonesia masih mengimpor komoditas beras, gula, garam,  dan jagung dengan nilai yang cukup besar.  
Meskipun begitu, pada periode tersebut, tren impor gula dan garam cenderung turun.

Rapat koordinasi di Surabaya membahas  sinergi pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mempersiapkan target swasembada  pangan pada 2027 yang dicanangkan  Presiden Prabowo Subianto.  

Rapat koordinasi juga menjadi forum  dialog pemerintah pusat dengan para kepala daerah di Provinsi Jawa Timur   untuk menyukseskan swasembada   pangan dengan memanfaatkan kelebihan dari kondisi pertanian di Jawa Timur.

Dalam  rapat, Mendag menyoroti  sejumlah produk pangan yang mampu  menunjukkan keberhasilan swasembadadengan surplus yangdiarahkan untuk ekspor. 

Misalnya, minyak kelapa sawit (CPO)  yang  pangsa pasar ekspornya secara nasional  sebesar 11,2 persen.  

Sementara  itu, di Jawa Timur, CPO menempati posisi ekspor produk pangan nomor satu yang diikuti ikan dan ikan olahan, gula, susu, bawang merah, kedelai, jagung, serta daging ayam.

"Untuk Jawa Timur, juga sudah terjadi surplus, yaitu misalnya untuk komoditas CPO, ikan olahan, dan sejumlah komoditas lain. Artinya, sudah banyak  contoh komoditas yang sudah  swasembada pangan. Sehingga,  kalau  komoditas  yang  lain  juga  akan  swasembada, saya pikir itu bisa kita lakukan," kata Mendag.

Adapun untuk mendukung penyimpanan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok), Kemendag mempersiapkan gudang-gudang program Sistem Resi Gudang (SRG) agar dapat digunakan sebagai penyimpanan komoditas pertanian. 

(NIA DEVIYANA)

SHARE