Harga Energi Mereda, Laba Shell Turun 34 Persen di Kuartal III-2023
Shell melaporkan labanya turun sebesar 34% secara tahunan menjadi USD6,2 miliar atau sekitar Rp98 triliun pada kuartal III-2023.
IDXChannel - Shell melaporkan labanya turun sebesar 34% secara tahunan menjadi USD6,2 miliar atau sekitar Rp98 triliun pada kuartal III-2023.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (2/11/2023), penurunan laba diakibatkan harga energi yang mendingin.
Raksasa energi ini juga mengumumkan pembelian kembali saham senilai USD3,5 miliar selama tiga bulan ke depan, naik dari USD2,7 miliar pada tiga bulan sebelumnya.
Shell mempertahankan dividennya tidak berubah pada USD0,331 per saham.
Shell merupakan raksasa energi terakhir yang merilis laporan keuangan kuartalan. Sektor energi mencatat penurunan laba yang tajam dibandikan tahun lalu karena lonjakan harga minyak dan gas mereda.
Pada triwulan lalu, pendapatan Shell juga tertekan oleh produksi yang lebih rendah di divisi gas alam cair (LNG) andalannya. Unit tersebut terganggu oleh masalah operasional, terutama di fasilitas produksi LNG terapung Prelude berkapasitas 3,6 juta metrik ton per tahun di lepas pantai Australia.
Produksi di divisi gas terintegrasi turun 9% dibandingkan kuartal sebelumnya karena pemeliharaan di Prelude serta fasilitas-fasilitas di Trinidad Tobago dan Qatar.
Shell berharap fasilitas di Prelude akan kembali beroperasi pada Desember. Pekerjaan pemeliharaan telah dimulai pada Agustus.
Produksi di divisi hulu naik 3% dari kuartal sebelumnya menjadi 1,75 juta barel setara minyak per hari (boed).
"Shell kembali menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang kuat pada kuartal ini," kata CEO Wael Sawan dalam sebuah pernyataan.
"Kami terus menyederhanakan portofolio kami sambil memberikan nilai lebih banyak dengan emisi yang lebih sedikit," lanjutnya.
Saham Shell naik 1,4% pada pukul 08.29 GMT. Indeks perusahaan-perusahaan energi Eropa naik 0,8%. (WHY)