Harga Produk Olahan Gandum Diprediksi Naik Imbas Anjloknya Panen
Harga produk olahan gandum seperti roti, biskuit, hingga bir diprediksi akan mengalami lonjakan.
IDXChannel - Harga produk olahan gandum seperti roti, biskuit, hingga bir diprediksi akan mengalami lonjakan. Tentunya ini menjadi kabar buruk bagi para pecinta produk olahan gandum di seluruh dunia.
Dilansir Metro, Senin (12/8/2024), kenaikan harga ini disebabkan oleh hasil panen gandum yang kurang bagus. Di mana produktivitas gandum dunia mengalami kemerosotan.
Penyebabnya adalah cuaca buruk yang terjadi setelah musim dingin dan musim gugur sehingga membuat para petani gandum tidak dapat menanami ladang mereka seperti biasanya.
Banyak lahan gandum yang rusak karena banjir, yang membuat stok gandum menipis hingga para petani terpaksa menjual stok yang terbatas dengan harga yang lebih tinggi dari sewajarnya.
Analisis menunjukkan bahwa panen gandum di Inggris telah berkurang tahun ini, dengan jumlah yang sangat sedikit. Dibandingkan tahun sebelumnya, penurunannya mencapai empat juta ton.
Penurunan sebesar 17,5 persen, menurut analisis tersebut, dibandingkan dengan rata-rata tahunan antara tahun 2015 dan 2023, jumlahnya bisa lebih dari lima juta ton, atau 21,2 persen.
Petani dari Lincolnshire Colin Chappell, mengatakan tentang cuaca buruk yang menjadikan lahannya sangat becek. Ia mengaku tidak mendapatkan hasil panen yang cukup.
"Kami melewati musim dingin tanpa hasil panen yang layak, dan meskipun sekarang cukup kering untuk menanam beberapa ladang, beberapa di antaranya sangat buruk, saya rasa ladang-ladang itu tidak akan digarap tahun ini. Situasinya sangat tidak menentu," katanya.
Minggu lalu, pimpinan Associated British Foods, salah satu pembuat roti terbesar di Inggris, yang memiliki Kingsmill dan Ryvita, memperingatkan kemungkinan harga yang lebih tinggi jika penurunan tersebut tidak diimbangi dengan panen yang lebih besar di luar negeri.
Serikat Petani Nasional baru-baru ini memperingatkan bahwa cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi merupakan salah satu ancaman terbesar bagi ketahanan pangan Inggris.
Musim dingin yang lebih hangat dan basah seperti tahun lalu diperkirakan akan lebih mungkin terjadi seiring dengan menghangatnya iklim Tom Lancaster, analis lahan di ECIU, mengatakan, untuk bertahan menghadapi musim dingin yang lebih basah akibat perubahan iklim, petani membutuhkan lebih banyak dukungan.
Ia mengatakan petani perlu berinvestasi pada tanah mereka untuk membantu mereka bertahan dan pulih dari banjir dan kekeringan.
"Bergerak lebih cepat menuju emisi nol bersih adalah satu-satunya cara pasti untuk membatasi dampak ini dan menjaga ketahanan pangan kita," katanya.
(Selfie Miftahul Jannah)