Harga Tanah di Jabodetabek Naik, Wilayah Ini Paling Jadi Incaran Beli Rumah
Harga tanah di Jabodetabek mengalami kenaikan pada semester I-2023.
IDXChannel - Harga tanah di Jabodetabek mengalami kenaikan pada semester I-2023. Namun demikian, rumah di wilayah tersebut masih menjadi incaran masyarakat untuk memiliki hunian pertama, atau bahkan sebagai investasi.
Laporan terbaru Cushman & Wakefield menyebut, per Juni 2023, harga tanah rata-rata di wilayah Jabodetabek sekitar Rp12,43 juta per meter persegi (m2). Harga ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,9% sejak semester lalu.
"Dampak bertahap inflasi pada konstruksi dan material bangunan terlihat pada kenaikan harga jual. Kemajuan dalam infrastruktur transportasi juga berkontribusi pada laju kenaikan harga tanah. Akibatnya, harga jual rata-rata tahunan mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 4,49%," tulis laporan tersebut, Jakarta, Minggu (30/7/2023).
Segmen menengah tetap mendominasi dalam hal permintaan, mencakup sekitar 26% dari total permintaan. Sementara segmen atas terus menunjukkan peningkatan permintaan yang mewakili sekitar 23,9% dari total unit yang terjual. Khususnya, sebagian besar permintaan berasal dari end-user, sekitar 77% dari pembeli.
Kelompok pembeli ini, terdiri dari pemilik rumah pertama dan keluarga yang lebih mapan yang mencari hunian yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan mereka yang terus meningkat.
"Wilayah Jabodetabek menunjukkan tingkat rata-rata penyerapan bersih bulanan sebanyak 20,1 unit per perumahan selama semester I-2023, menurun 20,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka
tersebut sebanding dengan nilai serapan rata-rata sebesar Rp41,8 miliar per perumahan per bulan," menurut laporan tersebut.
Meskipun nilai ini mencerminkan penurunan 8% YoY atau tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap relatif stabil dibandingkan semester sebelumnya (tumbuh 4% semester ke semester) yang menunjukkan daya beli yang menjanjikan dalam pasar. Nilai transaksi rata-rata per unit sekitar Rp2,08 miliar, menunjukkan peningkatan sebesar 15,6% dibandingkan dengan paruh pertama 2022.
"Bekasi mempertahankan posisinya dengan tingkat serapan rata-rata tertinggi per perumahan, mencatat rata-rata 27,9 unit per bulan, diikuti oleh Tangerang dengan sekitar 21,4 unit per perumahan per bulan," dijelaskan dalam laporan perusahaan jasa real estate global itu.
Pasokan unit hunian perumahan tetap relatif stabil selama enam bulan pertama ini. Pasar mencatat, total tambahan pasokan sebanyak 4.445 unit. Kawasan Tangerang mendominasi pasokan baru
dengan mendominasi sebesar 51%, diikuti oleh Bogor dan Depok dengan 22%.
Unit segmen atas mendominasi pasokan baru semester ini dengan 34,3% dari total pasokan, diikuti oleh segmen menengah sebesar 27,3%.
(FAY)