ECONOMICS

Headway LRT Jabodetabek Kembali Normal Pada Akhir November 2023

04/11/2023 20:17 WIB

Tiko menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang melakukan kalibrasi ulang dan peninjauan kapasitas dan kecepatan untuk memperbaiki LRT Jabodebek.

Headway LRT Jabodetabek Kembali Normal Pada Akhir November 2023 (foto: MNC Media)

IDX Channel – Wakil Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, memastikan penyelesaian masalah waktu tunggu (headway) LRT Jabodetabek diperkirakan akan berlangsung hingga akhir November 2023.

Sejak diluncurkan pada 28 Agustus 2023, LRT sebagai proyek kereta api ringan pertama di Indonesia telah mengalami banyak masalah. 
Permasalahan saat ini adalah roda-roda yang sudah aus berimbas terhadap pembatalan jadwal operasional LRT Jabodetabek.

Tiko menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang melakukan kalibrasi ulang dan peninjauan kapasitas dan kecepatan untuk memperbaiki LRT Jabodebek. 

"Kami sedang kalibrasi roda, dan targetnya kita harapkan minggu ke-4 November sudah kembali ke 15 menit," ujar Kartika, Rabu (1/11/2023).

PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator LRT Jabodetabek tidak memiliki cukup kereta untuk mempertahankan operasi sehingga memaksa mereka untuk membatalkan hingga 103 perjalanan per hari dalam beberapa minggu terakhir.

Saat ini, headway LRT di setiap jalur telah meningkat menjadi antara 30 dan 40 menit, dua kali lipat lebih lama dari waktu normal.

Sementara, Juru bicara LRT Kuswardojo mengatakan bahwa kondisi roda yang menurun pada beberapa kereta membuat pengurangan frekuensi tidak dapat dihindari.

Kuswardojo menjelaskan bahwa keausan roda disebabkan oleh jarak tempuh yang sudah mencapai 22.000-23.000 KM.

Kuswardojo menambahkan pembubutan satu rangkaian kereta membutuhkan waktu lima hingga tujuh hari. Sementara perawatan sistem persinyalan diperkirakan akan selesai dalam waktu seminggu.

Di sisi lain, Kartika juga mengatakan China belum menyetujui untuk mengerjakan proyek perpanjangan kereta cepat (HSR) Jakarta-Bandung ke Surabaya meskipun sebelumnya China Railway Group telah setuju untuk membantu studi tersebut melalui BUMN China Railway.

China Railway telah menjadi salah satu pemegang saham utama dari pihak Tiongkok di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang bertanggung jawab atas pembangunan proyek ini, dengan kepemilikan saham sebesar 40%. Sisanya dimiliki oleh konsorsium Indonesia yang dipimpin oleh KAI.

Namun, Kartika mengatakan bahwa pemerintah belum mengetahui secara pasti perusahaan mana yang akan ikut serta dalam memperpanjang jalur kereta api ke Surabaya, termasuk apakah perusahaan tersebut adalah konsorsium Cina yang sama dengan proyek HSR Jakarta-Bandung yang bernama Beijing Yawan.

"Mereka sudah membangun yang sudah ada dan kita lihat nanti. Yang pasti pihak China harus melihat apakah layak atau tidak dan berapa biaya proyeknya. kami akan memberikan kesempatan kepada mereka dan mereka tidak langsung mengiyakan," ujar Kartika.

Kartika juga menjelaskan bahwa studi ini akan memakan waktu dan tidak mungkin selesai dalam beberapa minggu.

Sebelumnya, Presiden RI, Jokowi mengatakan studi pendukung perpanjangan jalur kereta api ke Surabaya dapat diselesaikan dalam waktu dua minggu. (TSA)

SHARE