ECONOMICS

Impor Baju Bekas Capai Rp4 Miliar, Ini Alasan Konsumen Suka Thrifting

Nia Deviyana 15/03/2023 21:09 WIB

Thrifting menjadi trend yang digandrungi masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan.

Impor Baju Bekas Capai Rp4 Miliar, Ini Alasan Konsumen Suka Thrifting. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Thrifting menjadi trend yang digandrungi masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan. Harga murah dan pilihan desain yang unik menjadi alasan yang kerap mendasari seseorang untuk membeli barang bekas tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai impor baju bekas meroket 607,6% secara tahunan atau year on year (yoy) pada Januari hingga September 2022. 

Besarnya nilai impor baju bekas ini mengalahkan nilai impor pakaian rajutan dan non rajutan, dengan total nilai mencapai USD272.146 atau sekitar Rp4,18 miliar (kurs Rp 15.375 per USD) sepanjang 2022 dengan total volume 26,22 ton.

Dalam penjualannya, tidak semua baju thrifting harganya terjangkau. Ada beberapa jenis baju yang dibanderol cukup tinggi, bahkan lebih mahal dari baju baru.

Barang thrifting juga memiliki kelas tersendiri. Melansir Channel NewsAsia, Rabu (15/3/2023), banyak pembeli yang tak lagi ingin membeli produk baru dan beralih ke platform yang menjual barang bekas mewah seperti misalnya Vestiaire, Collective, dan The RealReal.

Meski dua platform tersebut menjual produk bekas, di dalamnya juga terdapat layanan untuk memastikan keaslian produk dan juga memberi insentif tertentu kepada pelanggan. 

Beberapa merek seperti Rachel Comey dan MARQUES’ALMEIDA bahkan sudah menggunakan situs web mereka sendiri untuk memfasilitasi penjualan barang bekas secara langsung.

Terdapat beberapa faktor yang memotivasi konsumen saat memutuskan untuk membeli luxury preloved, yakni harga yang terjangkau, ketersediaan pilihan, keunikan barang, dan spek sustainability. (NIA)

Penulis: Anabela C Zahwa

SHARE