Impor RI Naik 15,83 Persen Jadi USD18,4 Miliar di Februari 2024, Ini Penyebabnya
BPS mencatat nilai impor pada Februari 2024 sebesar USD18,44 miliar, atau naik 15,84% dibandingkan Februari 2023 (year-on-year/yoy).
IDXChannel - Badan Pusat Statistik mencatat nilai impor pada Februari 2024 sebesar USD18,44 miliar, atau naik 15,84% dibandingkan Februari 2023 (year-on-year/yoy).
"Secara tahunan nilai impor seluruh jenis penggunaan mengalami peningkatan dengan kenaikan terbesar pada kelompok barang konsumsi yang meningkat 36,94 persen," pungkas Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti, pada Jumat (15/3/2024).
Selain itu, kenaikan nilai impor per Februari 2024 juga didorong nilai impor migas naik 23,82 persen dan impor nonmigas naik 14,42 persen.
Amalia menuturkan, peningkatan impor nonmigas tentunya didorong oleh beberapa peningkatan komoditas, antara lain mesin peralatan mekanis dan bagiannya dengan andil peningkatan 3,43 persen, plastik dan barang dari plastik dengan andil peningkatan 2,17 persen serta mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya yang memberikan andil peningkatan sebesar 2 persen.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan Januari 2024 atau month-to-month, nilai impor Indonesia turun 0,29. Amalia menyebut penurunan itu ditopang oleh impor nonmigas senilai USD15,46 miliar atau turun 2,12 persen secara bulanan.
"Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan oleh penurunan nilai impor nonmigas dengan andil penurunan 1,81 persen," ujarnya dalam konferensi pers hari ini, Jumat (15/3/2024).
Sementara, impor migas senilai USD2,98 miliar atau naik 10,42 persen secara bulanan. Selain itu, impor Indonesia menurut penggunaan pada Februari 2024 secara bulanan menunjukkan nilai impor barang konsumsi naik sebesar USD90,5 juta atau naik sebesar 5,11 persen.
“Bahan baku penolong turun sekitar USD159,1 juta atau turun 1,18 persen, dan impor barang modal naik USD14,3 juta atau sebesar 0,44 persen. Bahan baku penolong menyumbang setidaknya 72,14 persen dari total impor Februari 2024," papar Amalia.
Amalia menjelaskan, penurunan nilai impor bahan baku penolong dengan andil 0,86 persen secara bulanan, yang utamanya disebabkan oleh mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya di mana memberikan andil penurunan sebesar 0,88 persen.
(FRI)