ECONOMICS

Indeks Kepercayaan Industri Menguat di Februari 2024, Kesuksesan Pemilu Jadi Faktor Pendorong

Suparjo Ramalan 29/02/2024 16:07 WIB

IKI pada Februari tahun ini meningkat 0,24 poin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 52,32. 

Indeks Kepercayaan Industri Menguat di Februari 2024, Kesuksesan Pemilu Jadi Faktor Pendorong. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Februari 2024 mencapai 52,56 atau ekspansi. Angka itu naik 0,21 poin dibandingkan dengan Januari 2024.

IKI pada Februari tahun ini meningkat 0,24 poin jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 52,32. 

“IKI di bulan Februari 2024 sebesar 52,56, artinya berada pada posisi ekspansi," ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif saat konferensi pers, Kamis (29/2/2024). 

Febri mengatakan, seluruh komponen IKI yaitu variabel pesanan baru mencapai level 53,14, produksi 50,45, dan ketersediaan produk 54,28. Hal ini membuat Indeks Kepercayaan Industri pada Februari ekspansi. 

Adapun, ekspansi pada variabel pesanan baru meningkat karena naiknya pesanan domestik dan luar negeri untuk pengadaan barang dan jasa dan penjualan ritel. 

"Share PDB industri pengolahan non migas yang mengalami ekspansi sebesar 87,9 persen. Ini artinya, semua subsektor dari 21 sub sektor yang IKI-nya kita ukur ini, statusnya berada pada ekspansi, jadi banyak subsektor yang besar-besar ini ekspansi, makanya IKI-nya jadi ekspansi dan IKI secara globalnya menjadi naik,” paparnya. 

Secara umum, lanjut Febri, ekspansi Indeks Kepercayaan Industri sejalan dengan persentase pelaku usaha yang menyatakan optimisme kondisi usaha meningkat sebesar 31,7 persen pada Februari. Hal itu juga didukung respons positif pelaku usaha industri terhadap hasil Pemilu 2024.

"Jadi, IKI meningkat pada Februari, kami membacanya pelaku usaha industri merespons positif hasil pemilu 2024 ya, prosesnya berjalan dengan baik, yang tadinya wait and see sudah mulai melakukan produksi, rencana produksinya menjadi lebih banyak,” kata dia. 

“Kemudian lebaran, beberapa sektor industri sudah mulai melakukan produksi untuk mengantisipasi masuknya masa bulan puasa dan lebaran, terutama di industri makanan dan minuman, transportasi dan industri yang lain,” pungkasnya. (NIA)

SHARE