Indeks Ketahanan Air RI Kalah dari Malaysia, Pemerintah Kebut Pembangunan 15 Bendungan
Kementerian PUPR terus mengebut pembangunan bendungan. Sebab, indeks ketahanan Indonesia masih kalah dari Malaysia.
IDXChannel - Direktorat Jendral Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan indeks ketahanan air di Indonesia. Pemerintah pun menargetkan 15 bendungan bakal rampung sepanjang 2023.
Plt. Direktur Jendral Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko mengatakan kehadiran bendungan baru itu diharapkan mampu meningkatkan indeks ketahanan air masyarakat Indonesia.
"Tahun 2023 insyaallah kita usahakan 15 bendungan rampung sampai Desember, tapi yang mendesak yang mau diresmikan bendungan Cipanas yang segera mungkin akhir Agustus atau September," ujar Jarot di Gedung DPR RI, Senin (10/7/2023).
Jarot menjelaskan salah satu tantangan untuk membangun bendungan adalah ketersediaan lahan pembangunan. Sehingga menurutnya apabila tidak ada kendala dari sisi pengadaan lahan maka target 15 bendungan bisa tepat waktu diselesaikan.
"Tambahan bendungan sampai akhir tahun kurang lebih target saya 15 bendungan, tapi kalau tidak ada masalah tanah dan lain-lain, mungkin ada beberapa bendungan yang sampai melebihi Desember 2023. tapi target saya tetap 15 harus selesai. Jadi kalau memang fisik selesai (2023) tapi nanti mungkin administrasinya Januari,Februari, Maret (2024), tapi target saya 15 bendungan harus selesai," sambungnya.
Menurut Jarot saat ini indeks ketahanan air Indonesia tergolong masih rendah, bahkan masih lebih rendah dibandingkan dengan indeks ketahanan air dari Malaysia.
"Makanya kita memang harus membangun-membangun dan membangun untuk meningkatkan ketahanan air. Jadi memang kita masih sangat jauh dibanding negara lain, dengan Malaysia saja kita kalah, dengan 61 bendungan ya harapannya bisa meningkat (indeks ketahanan air)," lanjut Jarot.
Jarot menjelaskan, total pembangunan bendungan dari tahun 2015 sampai 2022 telah diselesaikan 36 bendungan. Selanjutnya pada periode tahun 2023 – 2025 akan diselesaikan 25 bendungan.
Dengan penyelesaian 36 bendungan tersebut, diharapkan dapat mengairi sawah seluas 245.103 ha atau 4 kali luas wilayah Jakarta yang berpotensi meningkatkan produksi padi menjadi 2 juta ton per tahun dan menyediakan tambahan air baku sebesar 17,19 m3 per detik yang dapat memenuhi kebutuhan bagi 10 juta jiwa penduduk.
"Ada target (indeks ketahanan air) tapi saya lupa, karena saya sekarang lebih fokus untuk pembangunan bendungan ini menyelesaikan yang 61 bendungan sampai 2024 itu," pungkas Jarot.
(FRI)