Indonesia Diklaim Jago Kelola Utang Negara, Cek Buktinya
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengeklaim Indonesia merupakan negara yang berhasil mengelola utang negara dengan baik.
IDXChannel - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengeklaim Indonesia merupakan negara yang berhasil mengelola utang negara dengan baik.
Terbukti, rasio utang Indonesia sangat rendah jika dibandingkan dengan banyak negara di dunia. "Bagaimana utang kita dari awal memang sangat rendah jika dibandingkan dengan banyak negara ini. Kita mulai dengan level 30-an% untuk rasio utang terhadap PDB," ujar Febrio dalam Taklimat Media BKF dengan tema Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Tahun 2024 di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Dengan kebijakan countercyclical yang sangat kuat, Indonesia harus menaikkan rasio utangnya menjadi 39,4% di 2020. Kemudian di 2021, naik lagi lagi menjadi 40,7%. Tetapi, di 2022, Indonesia langsung menurunkan rasio utangnya.
"Sementara negara lain, sudah utangnya jauh lebih tinggi dari kita, turunnya belum. Misalnya, kita lihat negara tetangga kita, Thailand. Mulainya dari 41,9% pada saat pandemi meloncat ke 49,4%. Lalu sekarang malah terus lanjut ke 60,5% dari PDB," ungkap Febrio.
Dia mencontohkan, rasio utang Malaysia sempat ke 67,7% dibandingkan PDB, dan sekarang masih di 66%. Dia menilai bahwa tampaknya akan sulit bagi Malaysia untuk menurunkan lebih lanjut.
"China, sekarang di 77%. India, yang tadinya sudah mulai di 70%, loncat ke 88% dari PDB-nya, baru turun sedikit ke 83%. Amerika Serikat (AS), Anda sudah tahu sendiri ceritanya. Mulainya dari level sangat tinggi di 133%, sekarang berada di 121% dari PDB," sambung Febrio.
"Inilah kemudian bagaimana kita menunjukkan dan sebenarnya global langsung melihat bahwa Indonesia dikelola dengan sangat baik. Jumlah utang yang meningkat selama, kita hitung mulai 2018 saja sampai 2022, itu meningkat USD206 miliar utang Indonesia. Tetapi, PDB kita naik jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan utang," sambung dia.
Sebenarnya, bukti lainnya bahwa Indonesia lebih produktif adalah setiap tahun dari 2019, Indonesia menikmati kenaikan PDB dan semasa pandemi, kontraksinya sangat sedikit.
Di 2021 dan 2022, Indonesia kembali menikmati kenaikan PDB. Ini secara sederhana menunjukkan bagaimana utang utang Indonesia dikelola dengan sangat baik. Hanya ada Indonesia dan Vietnam yang bisa menjadi highlight dari narasi seperti ini. Mayoritas negara, jumlah kenaikan utangnya justru lebih tinggi dibandingkan kenaikan PDB-nya.
"Misalnya India, dalam periode yang sama utangnya naik menjadi USD932,4 miliar, tetapi PDB-nya naiknya tidak setinggi itu, hanya dua per tiganya di USD683,5 miliar. Malaysia juga demikian, naiknya USD69 miliar tetapi PDB-nya hanya menyentuh USD48,9 miliar," pungkas Febrio.
(DES)