ECONOMICS

Indonesia-EAEU FTA segera Diteken, Ekspor Komoditas Ini Berpotensi Meningkat

Nia Deviyana 16/12/2025 16:07 WIB

Atase Perdagangan RI Moskow Ardianto Ardi Wibowo menyampaikan informasi tentang berbagai produk potensial Indonesia yang berpeluang di pasar Eurasia. 

Indonesia-EAEU FTA segera Diteken, Ekspor Komoditas Ini Berpotensi Meningkat. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel - Indonesia akan melakukan penandatanganan kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-Eurasia Economic Union Free Trade Agreement/I-EAEU FTA) di Summit, St. Petersburg, Rusia, 21 Desember 2025 mendatang.

Melalui Indonesia-EAEU FTA, Indonesia akan memperoleh akses peluang pasar yang lebih luas di kawasan Eurasia yang mencakup Armenia, Rusia, Belarusia, Kirgizstan, dan Kazakhstan. Kawasan ini memiliki potensi pasar yang signifikan dengan jumlah penduduk sekitar 179,8 juta jiwa.

Atase Perdagangan RI Moskow Ardianto Ardi Wibowo menyampaikan informasi tentang berbagai produk potensial Indonesia yang berpeluang di pasar Eurasia

Produk unggulan tersebut, antara lain, komoditas berbasis kelapa seperti minyak kelapa sawit dan turunannya, serat alami, serta produk pertanian seperti kopi, teh, kakao, rempah-rempah, dan berbagai bahan pangan olahan. 

"Permintaan terhadap produk-produk tersebut cukup tinggi, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pasar di kawasan Eurasia yang terus berkembang," ujarnya dalam Strategic Forum Perdagangan Internasional: Indonesia-EAEU FTA di Jakarta, Senin, (15/12/2025).

Selain itu, sektor industri juga memiliki peluang besar, terutama komponen dan suku cadang otomotif. Sejumlah perusahaan otomotif Eropa yang menarik diri dari pasar Rusia sejak 2022 telah membuka peluang bagi Indonesia untuk menjadi pemasok alternatif suku cadang kendaraan. 

Produk perikanan, baik hasil laut segar maupun olahan, juga berpotensi besar mengingat tingginya permintaan di kawasan tersebut.

"Kerja sama di sektor jasa dan ketenagakerjaan juga kami harap dapat dikembangkan seiring dengan kebutuhan pasar Eurasia dan terbukanya peluang kemitraan baru bagi pelaku usaha Indonesia," kata Ardianto.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, mengungkapkan Indonesia-EAEU FTA berhasil diselesaikan pada 2025 dengan proses perundingan yang relatif singkat, yakni sekitar dua hingga tiga tahun sejak diinisiasi pada 2023 lalu. 

"Perjanjian ini difokuskan pada perdagangan barang sebagai tahap awal mengingat besarnya potensi pasar EAEU. Kerja sama di bidang jasa, investasi, dan aspek lainnya akan menjadi peluang pengembangan pada tahap selanjutnya," ujarnya.

Pemerintah Indonesia menargetkan implementasi perjanjian dapat mulai dirasakan pelaku usaha paling cepat pada akhir 2026, atau selambat-lambatnya pada 2027, seiring dengan upaya Indonesia menyelesaikan berbagai perjanjian dagang lainnya dengan mitra internasional.

(NIA DEVIYANA)

SHARE