ECONOMICS

Indonesia Kekurangan Pasokan NPK, Pupuk Kaltim Siap Produksi 250 Ribu Ton di 2023

Suparjo Ramalan 29/03/2023 21:07 WIB

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menargetkan produksi NPK mencapai 250.000 ton pada 2023. Hal itu menyusul kurangnya pasokan pupuk di Indonesia.

Indonesia Kekurangan Pasokan NPK, Pupuk Kaltim Siap Produksi 250 Ribu Ton di 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menargetkan produksi NPK mencapai 250.000 ton pada 2023. Hal itu menyusul kurangnya pasokan pupuk di Indonesia.

Terutama pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium. Direktur utama PKT, Rahmad Pribadi, mengatakan target produksi 250.000 ton NPK untuk memenuhi kebutuhan pupuk secara nasional. Adapun target produksi amoniak sebesar 2,76 juta ton dan urea 3,39 juta ton.

"Pada 2023, PKT bertekad menggenjot produksinya untuk mencapai  2,76 juta ton amoniak, 3,39 juta ton urea, dan 250.000 ton NPK," ujar Rahmad saat konferensi pers, Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Adapun kapasitas produksi NPK dari Pupuk Indonesia Group mencapai 3,5 juta ton. Sementara kebutuhan NPK untuk subsidi berada di angka 3,2 juta ton. 

Meski target produksi PKT yang optimistik, PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku induk perusahaan justru berencana mengimpor 20.000 ton NPK pada tahun ini. Langkah ini untuk memenuhi pupuk non subsidi yang dijual melalui kios komersial. 

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia,  Gusrizal, mengatakan pihaknya merasa perlu menambah stok NPK untuk memenuhi pupuk non subsidi yang dijual di kios komersial milik perusahaan. Sebagai tahap awal, pihaknya perlu mendatangkan 20.000 ton pupuk NPK.

Impor pupuk NPK bersifat rencana. Saat ini Pupuk Indonesia masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memperoleh izin impor. 

Walaupun belum mengantongi izin, lanjut Gusrizal, pihaknya membidik sejumlah negara sebagai negara tujuan impor. Misalnya, Rusia, Timur Tengah, hingga China.

"Kita masih menjajaki karena ada banyak negara dari Rusia, Timur Tengah, ada juga dari China, ini masih kita proses izinnya, setelah itu baru kita cari sumbernya. Jadi kita bicarakan dengan Menteri Perdagangan soal izin impor," kata dia.

(FRI)

SHARE