ECONOMICS

Indonesia Salurkan Bantuan Pangan Senilai USD12 Juta untuk Palestina lewat World Food Program

Anggie Ariesta 09/10/2025 18:36 WIB

Indonesia menyalurkan bantuan pangan senilai USD12 juta bagi warga Gaza, Palestina, yang tengah menghadapi krisis pangan akibat konflik.

Indonesia Salurkan Bantuan Pangan Senilai USD12 Juta untuk Palestina lewat World Food Program

IDXChannel - Indonesia menyalurkan bantuan pangan senilai USD12 juta (sekitar Rp200 miliar) bagi warga Gaza, Palestina, yang tengah menghadapi krisis pangan akibat konflik dengan Israel. 

Direktur Utama Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesian AID) Kementerian Keuangan, Dalyono mengatakan, bantuan ini disalurkan melalui Badan Pangan Dunia atau World Food Program (WFP) dan merupakan wujud nyata kepedulian negara.

"Kita wujudkan dalam bentuk bantuan pangan yang kemudian kita kerjasamakan dengan World Food Program. Nilai bantuannya cukup besar yaitu kalau kita dolar kan itu bantuannya USD12 juta untuk bantuan pangan kepada Palestina, kalau kita rupiahkan sekitar Rp200 miliar," kata Dalyono, Kamis (9/10/2025).

Dalyono menambahkan, bantuan pangan tersebut akan dikirimkan dalam tiga bentuk utama seperti bantuan pangan untuk mengisi dapur umum di Gaza, berupa suplemen kesehatan khusus untuk ibu hamil dan anak-anak dan dalam bentuk biskuit berenergi untuk masyarakat umum.

"Jadi totalnya ada USD12 juta atau Rp200 miliar kita akan salurkan melalui WFP, saat ini sedang proses untuk menyalurkannya. Jadi ini merupakan salah satu wujud dari komitmen presiden untuk bagaimana kita memberikan perhatian yang besar kepada Palestina terutama karena sedang mengalami masalah kemanusiaan," kata Dalyono.

Selain bantuan kemanusiaan di Gaza, Indonesia melalui LDKPI juga memberikan bantuan pengembangan ekonomi kepada petani Palestina di Tepi Barat, sebuah wilayah yang dinilai lebih stabil secara keamanan dan ekonomi.

Bantuan ini diwujudkan dalam bentuk pengembangan produk-produk alpukat. LDKPI bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk mendatangkan petani Tepi Barat ke Indonesia guna mengikuti pelatihan pertanian di Malang.

Dalyono menjelaskan, produksi alpukat di Tepi Barat cukup besar, namun petani terkendala keterbatasan pupuk, teknologi pengolahan, pengembangan, dan pemasaran.

"Kita kerja sama dengan JICA dalam hal ini, nilainya tidak begitu besar dan totalnya itu sekitar Rp2 miliar, di mana sekitar Rp1 miliar ditanggung oleh JICA dengan mendatangkan mereka ke Indonesia," kata dia.

"Pelatihannya dilakukan di badan pelatihan pertanian di Malang, kemudian untuk kebutuhan-kebutuhan domestiknya ditanggung oleh LDKP," kata Dalyono. 

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE