ECONOMICS

Inflasi Jabar Masih Tinggi, Beras hingga Cabai Penyumbang Utama

Arif Budianto/Kontributor 02/03/2023 10:30 WIB

Selain beras, bawang merah dan cabai rawit juga mendorong terjadinya inflasi bulan lalu.

Inflasi Jabar Masih Tinggi, Beras hingga Cabai Penyumbang Utama (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Inflasi di Jawa Barat periode Februari 2023 masih tinggi, dipengaruhi oleh harga beberapa komoditas makanan seperti beras.

Selain beras, bawang merah dan cabai rawit juga mendorong terjadinya inflasi bulan lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, inflasi Jawa Barat pada Februari 2023 tercatat sebesar 0,35% (mtm) atau  6,17% (yoy) dan 0,83% (ytd). Lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Januari 2023 yang sebesar 0,47% (mtm). 

Berdasarkan kelompoknya, inflasi gabungan 7 Kota di Jawa Barat pada bulan ini didorong oleh kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memberikan andil sebesar 0,242% (mtm) terhadap inflasi Jawa Barat. Tekanan inflasi pada kelompok ini antara lain berasal dari beras (0,1057%), bawang merah (0,0398%), dan cabai rawit (0,0161%).

"Tekanan inflasi hingga bulan ini dipicu oleh naiknya beberapa harga bahan pangan akibat menipisnya pasokan seiring belum masuknya musim panen. Kenaikan harga komoditas beras terjadi sering dengan menipisnya pasokan karena belum masuknya musim panen," jelas Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Erwin G Hutapea. 

Sementara beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar pada periode ini antara lain telur ayam ras (-0,0207%), daging ayam ras (-0,0145%), dan cabai rawit (-0,0052%).

Tujuh kota IHK di Jawa Barat pada Februari 2023 mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya dengan angka inflasi bulanan sebesar 0,41% (mtm) didorong oleh inflasi komoditas beras sementara terendah berada pada Kota Bandung yaitu sebesar 0,26% (mtm). 

Lebih lanjut dia menjelaskan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Barat bersama Bulog terus bersinergi melakukan operasi pasar beras. TPID Provinsi Jawa Barat telah melakukan berbagai strategi pengendalian inflasi. Keterjangkauan harga terus diupayakan dengan Operasi Pasar Murah, Ketersediaan Pasokan terus diupayakan dengan pembangunan leuit dan kolaborasi dengan UMKM binaan BI Jabar sedangkan Kelancaran Distribusi dilakukan melalui optimalisasi pusat distribusi provinsi. 

Tak kalah penting, komunikasi yang efektif juga terus diupayakan baik antar stakeholder pengambil kebijakan maupun kepada masyarakat. Kedepan, memasuki momentum HBKN, inflasi Provinsi Jawa Barat diproyeksikan akan tetap terjaga seiring dengan adanya pencabutan kenaikan tarif PDAM dan parkir off road di Kota Bandung yang akan tercatat di bulan Maret serta berbagai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan secara masif di 27 kabupaten/kota. 

"Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat akan terus berkomitmen untuk melakukan sinergi agar tekanan inflasi di Jawa Barat dapat tetap terjaga selama HBKN dan sepanjang tahun 2023," imbuh dia. 

(SAN)

SHARE