Ingin Atasi Utang Jumbo Garuda (GIAA), Ini Rumusan Besar Kementerian BUMN
Utang jumbo yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diyakini bisa segera diatasi.
IDXChannel - Utang jumbo yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diyakini bisa segera diatasi. Optimisme itu dungkapkan langsung oleh Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo.
Saat ini, utang milik Garuda telah mencapai USD9,8 miliar atau setara Rp139 triliun. Dengan sejumlah langkah dan rumusan yang sedang direncanakan, utang tersebut bisa turun menjadi USD3,69 miliar atau setara Rp52,39 triliun.
Saat ini, pemegang saham pun telah menyusun rumusan besar ihwal langkah strategis untuk menekan utang emiten dengan kode saham GIAA itu.
"Secara umum, untuk mengurangi utang garuda dari USD 9,7 miliar menjadi USD 3,69 miliar, itu mesti ada rumusan dasar yang harus kita ajukan dan sekarang dalam proses komunikasi," ujar Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, Rabu (10/11/2021).
Adapun tahapan yang dilakukan di antaranya, pemegang saham dan manajemen menyepakati utang pajak dan gaji karyawan tidak akan dikurangi, namun akan dibayarkan secara bertahap.
Lalu, kreditur terjamin (secured creditor) akan dilakukan melalui skema collateral settlement. Kemudian, konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) menjadi ekuitas.
Bagi kreditor BUMN seperti Bank Himbara, PT Pertamina (Persero), PT Airnav Indonesia (Persero), dan PT Gapura Angkasa (Persero), penawaran yang diberikan adalah dengan mengajukan zero coupon bond dengan tenor selama 20 tahun dari saat ini.
"Ini yang menarik untuk Himbara, Pertamina Airnav, Gapura, kita akan menawarkan zero coupon bond dan kita akan menawari sebagian kewajiban Garuda ini menjadi zero coupon bond, nanti nominal value-nya di masa depan akan sama dengan par value saat ini," katanya.
Sementara, operator bandara seperti PT Angkasa Pura 1 dan 2 serta vendor usaha lainnya akan ditawarkan untuk zero coupon bond dan debt to equity swap di Garuda.
Pemerintah pun sudah meluncurkan proposal restrukturisasi utang Garuda Indonesia sejak pekan pertama November 2021. Saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Tiko memberikan sejumlah poin utama proposal restrukturisasi utang emiten.
Secara garis besar, proposal berisikan pengajuan negosiasi dengan seluruh perusahaan penyewa pesawat (lessor) global, kreditur perbankan global, kreditur pemegang sukuk global, dan para vendor, termasuk vendor BUMN seperti PT Pertamina (Persero) dan perusahaan pelat merah lainnya.
"Proposal restrukturisasi garuda sudah kita launching di minggu ini. Kita negosiasi dengan seluruh leasing company dan seluruh kreditur, baik kreditur perbankan, kreditur pemegang sukuk, dan para vendor, termasuk vendor BUMN seperti pertamina dan lain-lain," tutur dia. (TYO)