Ingin Pulihkan Ekonomi, Sri Lanka Butuh Dana USD5 Miliar
Pemerintah Sri Lanka mengaku membutuhkan dana hingga USD5 miliar untuk memenuhi kebutuhan besar dalam enam bulan ke depan.
IDXChannel - Pemerintah Sri Lanka mengaku membutuhkan dana hingga USD5 miliar untuk memenuhi kebutuhan besar dalam enam bulan ke depan. Langkah ini diperlukan agar ekonomi negaranya bisa kembali pulih.
"Pihaknya membutuhkan dana mencapai USD5 miliar untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam enam bulan kedepan," kata Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, kepada parlemen Sri Lanka, dikutip dari program 1st Session Closing IDX Channel, Senin (13/06/2022).
Hal ini dilakukan setelah negara tersebut tengah diterapa krisis ekonomi dan pasokan dalam beberapa bulan terakhir. Sehingga masih mengharapkan bantuan dari negara lain.
Dilansir dari Reuters, guna mengatasi krisis ekonomi berkepanjangan, Pemerintah Sri Lanka membutuhkan sekitar USD3,3 miliar untuk impor bahan bakar, USD 900 juta untuk makanan, USD250 juta untuk gas masak serta USD 600 juta lainnya untuk pupuk sepanjang tahun ini.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe telah memperkirakan ekonomi Sri Lanka akan terkontraksi sebesar 3,5 persen pada tahun 2022.
Sebagai informasi, Sri Lanka telah dilanda krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade terakhir. Situasi ini telah mengakibatkan negara Asia Selatan mengalami kekurangan devisa yang ikut menghentikan impor barang-barang penting seperti bahan bakar, obat-obatan dan pupuk.
Serta beragam masalah ekonomi dan komoditas yang mendorong terjadinya devaluasi, protes jalanan hingga pergantian pemerintahan.
Adapun, Negara dengan populasi 22 juta tersebut kini tengah merundingkan paket pinjaman senilai sekitar USD3 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebagai alternatif pendana tambahan.
Pemerintah juga masih meminta bantuan ke negara-negara seperti China, India dan Jepang. (TYO/TIRTA)