ECONOMICS

Ini Dia Penyebab Lesunya Ekspor Sawit Sepanjang Kuartal I-2023

Atikah Umiyani/MPI 27/06/2023 01:00 WIB

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan alasan penurunan kinerja ekspor sawit yang terjadi selama kuartal I-2023.

Ini Dia Penyebab Lesunya Ekspor Sawit Sepanjang Kuartal I-2023. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjelaskan alasan penurunan kinerja ekspor sawit yang terjadi selama kuartal I-2023. Hal ini terjadi karena adanya penurunan harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di pasar global.

"Tapi sebenarnya penurunan yang kita bisa sebutkan adalah penyesuaian global harga kelapa sawit dengan minyak-minyak nabati dunia, yang dipadu dengan situasi perubahan iklim dan lain-lain," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud, di Jakarta, Senin (26/6/2023).

Dia memastikan pemerintah akan terus menjaga keberlanjutan sawit Indonesia. Sebab, tantangan kelapa sawit ini tidak hanya berasal dari luar negeri tetapi ada pula gangguan domestik yang turut berpotensi menghambat ekspor sawit.

Selain melalui BPDPKS yang terlah terbentuk sejak 2015, Mudalifah menuturkan upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga kelapa sawit baik di produsen maupun konsumen yaitu dengan mengintervensi dan meningkatkan konsumsi domestik dengan pemanfaatan sawit untuk biodiesel.

"Sehingga dengan satu program saja dari kelapa sawit yaitu kita memanfaatkan renewable energi yang pertama kita menciptakan lapangan-lapangan kerja baru, yang kedua kita menghemat devisa dengan menjaga dengan konstitusi energi fosil yang kita impor dengan memanfaatkan kelapa sawit sebagai energi mengganti solar. Kemudian yang ketiga kita juga kontribusi secara signifikan untuk penurunan gas emisi rumah kaca," paparnya.

Ia menyebutkan, perkebunan kelapa sawit mampu menyerap 24 hingga 29 juta ton karbon.

"Dari renewable energy kita bisa menyerap karbon mencapai 34 lebih juta ton setara karbon dioksida. Jadi banyak sekali manfaat yang sudah dikontribusikan oleh kelapa sawit. Belum manfaar lain yang terus kita jaga yaitu kelapa sawit mampu membangun wilayah-wilayah remote kita," lanjutnya.

Dikatakan Musdalifah, petani yang tadinya memiliki pendapatan menengah ke bawah kini bisa masuk pada level menengah.

"Petani-petani kelapa sawit kita bisa meningkatkan leverage menyebarluaskan pembangunan ekonomi karena multiplayer pembangunan dari kelapa sawit bukan hanya untuk kelapa sawit itu sendiri tapi keseluruhan pembangunan daerah di seluruh Indonesia," tutupnya.

Seperti diketahui, kinerja ekspor sawit memang tercatat mengalami penurunan sepanjang kuartal I 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor sawit sepanjang kuartal I 2023 tercatat sebesar USD5,92 miliar, atau turun 11,34 persen dari kuartal I 2023 yang mencapai USD6,67 miliar. (NIA)

SHARE