Intip Utang Arab Saudi yang Diprediksi Membengkak hingga Rp3.533 Triliun
Utang Arab Saudi ternyata mencapai angka yang cukup fantastis sejak 2014 silam. Perluasaan Masjidil Haram menjadi alasan membengkak utang negara ini.
IDXChannel – Utang Arab Saudi ternyata mencapai angka yang cukup fantastis sejak 2014 silam.
Saat itu Arab Saudi mengalami defisit APBN pertama kalinya yang disebabkan oleh perluasan komplek Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Di balik kekayaan minyak yang berlimpah, ternyata negara tersebut memiliki banyak utang. Banyak hal yang menyebabkan utang Arab Saudi membengkak. Misalnya, harga minyak jatuh, perang sipil di Yaman, pandemi Covid-19, dan lain-lain.
Lantas, berapa utang Arab Saudi? Berikut ulasannya untuk Anda.
Utang Arab Saudi
Pada 2014, Arab Saudi diketahui mengalami defisit APBN untuk pertama kalinya, yakni sebesar 54 miliar riyal atau Rp203 triliun, dengan posisi utang pemerintah mencapai hingga 60,1 miliar riyal atau sekitar Rp225 triliun.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, defisit tersebut disebabkan oleh perluasan kompleks Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Perluasan tersebut diharapkan dapat menampung hingga 2,5 juta jamaah yang mengunjungi kedua masjid. Namun, saat harga minyak jatuh, Riyadh ternyata tak mampu membiayai perluasan dua masjid tersebut.
Setahun kemudian, Arab Saudi kembali merugi setelah Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud memutuskan untuk mengikuti perang sipil di Yaman. Bagi negara itu, Yaman menjadi kunci geopolitik krusial dalam memperluas pengaruh Riyadh di timur tengah.
Kala itu, harga minyak masih rendah dan membuat Arab harus mengurangi jumlah pendapatan negara. Kemudian, negara tersebut mengalami defisit APBN menjadi 367 miliar riyal atau setara dengan Rp1.378 triliun dan akhirnya utang negara bertambah menjadi 142 miliar riyal atau Rp 533 triliun.
Ekonomi Arab Saudi kemudian membaik dari prediksi pada 2016, tetapi masih dibayangi defisit APBN. Pada tahun itu defisitnya mencapai mencapai hingga 297 miliar riyal atau Rp1.115 triliun dan utangnya meroket hingga 316,5 miliar riyal Rp1.188 triliun.
Defisit Tiap Tahun
Defisit Saudi menyusut pada 2017, yakni hanya sebesar 8,9% dari APBN. Jumlahnya menurun menjadi 230 miliar riyal atau setara dengan Rp863 triliun sementara utang Arab Saudi menjadi 443,1 miliar riyal atau Rp1.663 triliun. Beberapa hal dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menaikkan pajak untuk produk seperti rokok dan minuman kemasan, serta merombak peraturan perpajakan.
Intip Utang Arab Saudi yang Diprediksi Membengkak hingga Rp3.533 Triliun. (FOTO : MNC Media)
Ekonomi semakin membaik ketika memasuki 2018. Penerimaan negara mengalami kenaikan menjadi 783 miliar riyal atau Rp2.900 triliun dan defisit yang hanya sebesar 195 miliar riyal atau Rp732 triliun sementara utang negara naik menjadi 558 miliar riyal atau Rp2.095 triliun. Namun, setahun kemudian dua kota suci mengalami defisit kembali sebesar 131,5 miliar riyal atau Rp493 triliun serta menambah utang negara menjadi 657 miliar riyal atau Rp2.466 triliun.
Pandemi Covid-19 dan Utang Arab Saudi yang Membengkak
Pada 2020 banyak negara yang mengalami dinamika ekonomi karena pandemi Covid-19 dan turbulensi politik. Ketika itu, Menteri Keuangan Saudi Mohammed Al Jaddan memprediksi, penerimaan negara turun menjadi 833 miliar riyal atau Rp3.128 triliun.
Pada saat yang bersamaan Arab Saudi harus menghadapi masalah politik setelah Amerika Serikat (AS) menembakkan rudal ke arah iring-iringan jenderal tertinggi Iran Qassem Solemani. Saudi mencetak obligasi senilai 18,75 miliar riyal atau Rp 70 triliun.
Pandemi juga turut menyeret perekonomian Arab Saudi. Hal ini membuat permintaan pasar akan minyak dan larangan bepergian bagi jamaah haji dan umrah, serta dana besar penanganan Covid-19.
Akhirnya Saudi harus berutang lagi. Pemerintah pun merevisi target pendapatan menjadi 770 miliar riyal atau Rp2.891 triliun, turun 16,9 persen dibanding 2019. Sementara utang diprediksi membengkak menjadi 941 miliar riyal atau Rp3.533 triliun, naik 32,9 persen dibanding 2019.
Arab Saudi memproyeksi defisit anggaran senilai 50 miliar USD atau Rp707 triliun pada 2020, naik 15 miliar USD atau setara Rp212 triliun dari setahun sebelumnya.
Demikianlah ulasan mengenai utang Arab Saudi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda.