ECONOMICS

Jargas Bikin Negara Hemat Subsidi LPG 3 Kg hingga Rp1,6 Triliun

Atikah Umiyani/MPI 12/02/2024 18:55 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, jaringan gas kota (jargas) yang telah terpasang saat ini sekitar 900 ribu sambungan rumah.

Jargas Bikin Negara Hemat Subsidi LPG 3 Kg hingga Rp1,6 Triliun. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, jaringan gas kota (jargas) yang telah terpasang saat ini sekitar 900 ribu sambungan rumah. Hal itu dinilai sudah melakukan penghematan devisa sekitar USD140 juta.

"Jika jumlah jargas tersebut diasumsikan menggantikan LPG 3 Kg, maka setara dengan penghematan subsidi LPG sekitar Rp1,6 triliun dan penghematan devisa sekitar USD140 juta," ungkap Kepala Lemigas Direktorat Jenderal Migas Ariana Soemanto dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Senin (12/2/2024).

Selain itu, berdasarkan kalkulasi Lemigas terdapat penurunan emisi dari penggunaan gas dalam bentuk gas pipa serta CNG dibandingkan penggunaan LPG. Ini tentu makin menguatkan posisi gas sebagai pilihan utama di era transisi energi.

"Yang juga penting bahwa pemanfaatan gas bumi tersebut (jargas) akan menurunkan emisi sekitar 12% dibanding LPG. Sedangkan di sektor industri, pemanfaatan gas bumi (compressed natural gas/CNG) yang umumnya mensubstitusi solar, akan menurunkan emisi sekitar 23%," ujar Ariana.

Saat ini, pemerintah mencatat realisasi pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri tahun 2023 mencapai 68,2% dan sisanya untuk ekspor.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyatakan, pemerintah berkomitmen agar konsumen gas di dalam negeri bisa terus meningkat.

Berdasarkan data realisasi tahun 2023, pemanfaatan gas bumi untuk dalam negeri sebesar 3.745 MMscfd (juta kaki kubik per hari) atau 68,2%. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri tersebut mayoritas dialokasikan untuk sektor industri sebesar 1.516 MMscfd. 

Sedangkan untuk Jargas sekitar 16 MMscfd. Saat ini jargas yang telah terpasang untuk sekitar 900 ribu sambungan rumah (SR), dan akan terus diperluas.

"Pemanfaatan gas dalam negeri saat ini sudah mencapai 68,2%. Jadi 2/3-nya untuk dalam negeri. Terutama untuk kebutuhan industri," pungkas Tutuka. 

(YNA)

SHARE