ECONOMICS

Jelang Idul Adha, Begini Kesiapan Pedagang Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Heri Purnomo 02/07/2022 15:02 WIB

Wabah PMK telah menyebar ke 20 provinsi dan 227 Kota/Kabupaten. Berdasarkan data situs siagapmk.id, pada 2 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, terdapat 311.252 kasus PMK

Jelang Idul Adha, Begini Kesiapan Pedagang Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pedagang hewan kurban mulai bermunculan di berbagai wilayah Indonesia jelang Idul Adha

Namun pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana saat ini wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) banyak menyerang hewan ternak di berbagai wilayah Indonesia. 

Bahkan, Wabah PMK telah menyebar ke 20 provinsi dan 227 Kota/Kabupaten. Berdasarkan data situs siagapmk.id, pada 2 Juli 2022 pukul 12.00 WIB, terdapat 311.252 kasus PMK.

Di mana kasus aktif yang masih tersisa yakni sebanyak 202.249 ekor, dinyatakan sembuh 104.373 ekor, potong bersyarat 2.705 ekor dan dinyatakan mati 1.905  ekor. Total hewan yang sudah divaksin 234.153 ekor. 

Oleh sebab itu, persiapan yang dilakukan oleh pedagang hewan kurban tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. 

Darwis (29) pedagang hewan kurban mengatakan, untuk mamastikan hewan kurban yang ia jual aman dari PMK adalah dengan pengambilan sapi dari daerah yang tidak terpapar wabah PMK. 

"Sapi kita dari Bali, kemarin pas pengambilan sapi dari bali itu belum kena PMK," katanya kepada MNC portal, Sabtu (2/2022). 

Selain itu, dirinya juga berkordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk memastikan kesehatan sapi sapinya dan sudah mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). 

"Kita berkordinasi dengan dinas terkait untuk menjaga sapi-sapi kita layak kurban. Sapi kita sehat semua, bobot bertambah dan sakitnya hilang semua," katanya kepada MNC portal, Sabtu (2/2022). 

"Sapi datang awal sudah di cek, disuntik vitamin C dan antibiotik. Kemudian ketika ada indikasi gejala PMK mereka datang untuk melakukan penyuntikan baik obat maupun vitamin untuk hewan," katanya. 

Selain itu, dirinya mengatakan jumlah hewan yang ia jual saat ini berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya sekitar 200 ekor, namun saat ini hanya 126 ekor. 

"Saya kurangi, tahun lalu saya belanja 200 ekor. Kalau sekarang 126, itu berkurang 40 persenan lah, karena kekhawatiran nya ada nya PMK," katanya. 

"Jadi kalau sapi tumbang dan untung kita nggak seberapa kemudian sapinya tumbang (karena PMK) itu perih kali diceritakan," sambung dia. 

Darwis mengatakan, sapi di lapaknya dijual mulai harga Rp14 juta hingga Rp30 juta dan itu tergantung bobot sapi tersebut. 

"Karena kita jualnya per kilo, kita ngejualnya pakai sistem timbang ditempat," pungkasnya. 

(SAN)

SHARE