ECONOMICS

KAI Bersyukur Rencana Impor Kereta Bekas Dapat Restu Erick Thohir

Suparjo Ramalan 06/03/2023 18:55 WIB

KAI mengucap syukur ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung rencana impor 10 Kereta Rel Listrik bekas asal Jepang.

KAI Bersyukur Rencana Impor Kereta Bekas Dapat Restu Erick Thohir. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mengucap syukur ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung rencana impor 10 Kereta Rel Listrik (KRL Commuter Line) bekas asal Jepang.

VP Public Relations KAI, Joni Martinus, memastikan dukungannya serupa juga datang dari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. 

"KAI selaku operator ya, kita pengen ada kesinambungan pelayanan gitu, maka kami sangat bersyukur ketika ini disupport oleh teman-teman dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan," ungkap Joni saat ditemui wartawan di Bandung, Senin (6/3/2023). 

Dukungan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan bertolak belakang dengan sikap Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). 

Manakala surat permohonan impor 10 KRL bekas asal Jepang yang diajukan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) ditolak Kemenperin. 

Joni sendiri tidak banyak berkomentar saat dimintai tanggapan terkait penolakan tersebut. "Silakan tanya ke Kemenperin," kata dia.

Erick sebelumnya mengungkapkan rencana impor 10 KRL Commuter Line bekas yang diajukan KCI merupakan langkah tepat. Alasannya, produksi kereta dalam negeri masih sangat terbatas.

Menurutnya, ekosistem perkeretaapian harus dilihat berdasarkan permintaan penumpang dan kapasitas produksi. Bila terjadi lonjakan penumpang, sementara produksi terbatas, maka perlu dicarikan alternatif terbaik.

Solusinya, lanjut Erick, harus bekerja sama dengan negara lain untuk memasok kereta yang dibutuhkan KCI. Langkah itu sekaligus menekan ongkos logistik yang diyakini naik ketika terjadi kelangkaan kereta.

Kalau ternyata kapasitas kita itu tidak siap, kan tidak ada salahnya kita bekerja sama dengan negara lain untuk mencari solusi supaya ini bisa cepat tersedia, karena kenapa? Karena yang terpenting itu kan ongkos logistik jadi lebih murah," ujar Erick saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. (NIA)

SHARE