Kebijakan Bantuan Energi Perdana Menteri Inggris Dianggap Bakal Gagal, Ini Sebabnya
rumah-rumah di Inggris disebut memiliki suhu dalam ruangan 20 celcius dan suhu luar 0 celcius, yang berpotensi kehilangan rata-rata 3 celcius setiap lima jam.
IDXChannel - Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, telah menyediakan paket bantuan senilai lebih dari £100 miliar untuk menekan tingginya tagihan energi yang harus ditanggung rumah tangga di Inggris.
Namun, kebijakan ini ditentang oleh kalangan akademisi, seiring hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat efisiensi konsumsi gas di level rumah tangga di Inggris, yang rupanya menjadi yang terburuk dibanding negara-negara Eropa lainnya.
Adalah Institute for Government (IfG), yang baru saja merilis hasil penilitiannya, yang memberikan Inggris skor paling buruk diantara negara-negara Eropa lain, dalam hal efisiensi energi yang dikonsumsi masyarakatnya.
Dalam penelitian tersebut, rumah-rumah di Inggris disebut memiliki suhu dalam ruangan 20 celcius dan suhu luar 0 celcius, yang berpotensi kehilangan rata-rata 3 celcius setiap lima jam. Potensi kehilangan itu, tiga kali lipat lebih tinggi dibanding rata-rata rumah di negara-negara Eropa lain, seperti Jerman.
Tingginya potensi kehilangan itu, disebut lantaran sebagian besar rumah di Inggris masih sangat menggantungkan teknologi pemanas ruangannya pada boiler gas, jauh lebih tinggi dibanding negara kebanyakan. Selain itu, bangunan rumah di Inggris juga menjadi yang tertua di Eropa, dengan 52 persen diantaranya telah dibangun sebelum tahun 1965, termasuk 20 persen di dalamnya yang telah berdiri sebelum tahun 1919.
"Efisiensi adalah lubang besar dalam kebijakan energi Liz Truss. Hal (yang) mendesak (untuk dilakukan) adalah memperbaiki kebocoran rumah secara dramatis untuk mengurangi jumlah panas yang terbuang, sehingga permintaan gas dapat dikurangi secara signifikan," ujar Associate Director IfG, Tom Sasse, sebagaimana dilansir The Guardian, Minggu (11/9/2022).
Langkah Truss menyiapkan paket bantuan, dinilai terpaksa dilakukan secara tergesa-gesa lantaran Sang Perdana Menteri berada dalam tekanan, yang membuatnya bersikap kurang detil. Bahkan, Truss menunjuk fracking dan perluasan bahan bakar fosil Laut Utara sebagai cara untuk meningkatkan pasokan energi.
"Langkah ini tidak akan berhasil dalam menekan harga (energi), dan justru merusak komitmen (Inggris) dalam mengatasi perubahan iklim. Harusnya (Truss) dapat meniru kebijakan Jerman dan beberapa wilayah lain yang fokus dan berhasil meningkatkan efisiensi energi di hunian masyarakatnya, sehingga dapat memangkas permintaan (energi)," tegas pihak IfG. (TSA)
Penulis: Cindy Angelia