ECONOMICS

Kemenhub Bakal Operasikan Water Taxi di Bali, dari Bandara Ngurah Rai ke Canggu lewat Jalur Laut

Iqbal Dwi Purnama 05/08/2025 22:43 WIB

Kehadiran layanan water taxi ini merupakan upaya memperkuat konektivitas transportasi di Bali sekaligus mengurangi volume kendaraan di daerah wisata.

Kemenhub Bakal Operasikan Water Taxi di Bali, dari Bandara Ngurah Rai ke Canggu lewat Jalur Laut (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Sekretaris Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan mengatakan saat ini pihaknya tengah merancang pengoperasian layanan water taxi di Bali.

Hal ini sebagai salah satu alternatif solusi untuk mengurangi kemacetan, khususnya dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju kawasan wisata Canggu.

Lollan menjelaskan, kehadiran layanan water taxi ini merupakan upaya memperkuat konektivitas transportasi di Bali sekaligus mengurangi volume kendaraan di daerah wisata yang menjadi penyebab kemacetan saat musim libur tiba.

"Water taxi sedang kita kembangkan di Bali, nanti dari Bandara bisa langsung ke Canggu. Itu kita targetkan akan langsung terintegrasi antar-modanya," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Lollan mengatakan saat ini proses tersebut masih dalam tahap pembahasan antar-Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Provinsi Bali. Terutama kaitannya dengan izin lingkungan dan pemanfaatan buangan laut, yang menjadi kewenangan kementerian atau lembaga lainnya.

"Yang terpenting saat ini adalah bagaimana menghasilkan kajian studi yang komprehensif dalam waktu dekat. Ini termasuk kajian teknis, ekonomis, dan sosial budaya," katanya.

Menurut Lollan, diperlukan studi komprehensif  untuk memahami kontur laut, kondisi alam, hingga potensi dampak lingkungan dari pembangunan jalur water taxi. Saat ini survei lokasi sedang dilakukan untuk menentukan titik-titik yang dinilai paling tepat dan minim dampak lingkungan.

Sementara dari aspek ekonomis, Lollan menekankan pentingnya perhitungan yang cermat mengenai kelayakan biaya pembangunan dan operasional layanan water taxi, agar nantinya program ini benar-benar berkelanjutan secara finansial.

Tak kalah penting, lanjutnya, adalah aspek sosial budaya yang sangat sensitif di wilayah Bali. Perlu kehati-hatian dalam memastikan bahwa proyek ini tidak bertentangan dengan tata aturan adat maupun kebijakan daerah, terutama jika menyangkut situs-situs religi atau kawasan sakral.

"Kebetulan saat ini sedang disurvei, mudah-mudahan ada lokasi-lokasi yang tepat untuk bisa dilaksanakan pembangunan dengan efek lingkungan yang bisa diperhitungkan dan dampaknya bisa diatasi," tutur dia.

Lollan berharap, kehadiran transportasi laut yang terintegrasi dengan bandara ini bisa menjadi solusi memecah konsentrasi kendaraan di jalur darat, yang selama ini menjadi tulang punggung wisatawan di Bali melakukan mobilitas.

Alternatif lain sebagai solusi kemacetan di Bali yaitu rencana pembangunan jaringan Kereta. Kajian pembangunan infrastruktur ini telah diwacanakan sejak era Presiden ke-7 Joko Widodo namun belum kunjung direalisasikan hingga saat ini.

"Alternatif lain yang juga sedang dikaji kan ada juga pembangunan LRT atau MRT. Atau mungkin alternatif lainnya yang bisa memberikan solusi terhadap kemacetan di Bali," katanya.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE