Ketegangan Geopolitik Dorong Inflasi Pangan Naik Jadi 11,47 Persen
Ketegangan geopolitik mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksionisme pangan.
IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan inflasi di Indonesia pada Juli 2022 mencapai 4,94%.
Angka ini lebih rendah dibandingkan negara lain, tetapi melebihi batas atas sasaran 3±1%, terutama didorong oleh tingginya inflasi kelompok pangan yang bergejolak
"Inflasi kelompok pangan ini mencapai 11,47%, yang mestinya tidak lebih dari 5% atau maksimal 6%," ujar Perry dalam pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022 di Jakarta, Kamis(18/8/2022).
Melejitnya inflasi kelompok pangan utamanya bersumber dari kenaikan harga komoditas global akibat berlanjutnya ketegangan geopolitik di sejumlah negara sehingga mengganggu rantai pasok global. Hal ini juga mendorong sejumlah negara melakukan kebijakan proteksionisme pangan.
"Sementara di dalam negeri, terjadi gangguan sejumlah pasokan di sejumlah sentra-sentra produksi hortikultura, termasuk aneka cabai dan bawang merah akibat permasalahan struktural di sektor pertanian serta cuaca, demikian juga ketersediaan waktu pengantaran antar daerah," ungkap Perry.
Kenaikan harga energi global juga telah mendorong kenaikan inflasi kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices), termasuk angkutan udara. Tekanan dapat tertahan saat ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan subsidi energi.
"Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi permintaan atau inflasi inti masih tetap rendah. ini menunjukkan sebenarnya daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih meski sudah meningkat. Ekspektasi inflasi juga terjaga," kata Perry.