Ketua The Fed Peringatkan Dampak Pemangkasan Suku Bunga yang Agresif
Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memperingatkan pemangkasan suku bunga acuan yang terlalu agresif dapat menyebabkan inflasi tetap tinggi.
IDXChannel - Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, memperingatkan pemangkasan suku bunga acuan yang terlalu agresif dapat menyebabkan inflasi tetap tinggi.
"Tidak ada pilihan yang bebas risiko," ujarnya dalam sebuah acara di Rhode Island, dilansir dari AFP pada Rabu (24/9/2025).
"Jika kita melonggarkan kebijakan terlalu agresif, kita bisa mendorong inflasi dan terpaksa berbalik arah di masa depan untuk mengembalikan inflasi ke dua persen," kata Powell.
"Jika kita mempertahankan kebijakan restriktif terlalu lama, pasar tenaga kerja bisa melemah," ucapnya.
The Fed melakukan pemangkasan suku bunga pertamanya tahun ini minggu lalu, menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam sebuah langkah yang telah lama dinantikan.
Pernyataan Powell menggarisbawahi situasi yang sulit yang dihadapi para pejabat The Fed dalam upaya mereka menjaga stabilitas harga sembari mendukung penciptaan lapangan kerja. Para pembuat kebijakan terpecah tentang langkah terbaik ke depan karena pasar tenaga kerja melemah sementara inflasi tetap di atas target dua persen.
Gubernur The Fed yang baru, Stephen Miran, yang baru ditunjuk oleh Trump, menentang keputusan suku bunga minggu lalu dan mendorong pemotongan suku bunga yang lebih besar sebesar 50 basis poin.
Di sisi lain, meskipun para pembuat kebijakan memperkirakan dua penurunan suku bunga lagi secara keseluruhan tahun ini, beberapa juga memproyeksikan tidak ada pemotongan lebih lanjut.
Untuk saat ini, Powell mencatat kenaikan harga barang, yang mendorong kenaikan inflasi baru-baru ini, disebabkan tarif impor yang lebih tinggi. Ia berjanji untuk memastikan kenaikan biaya akibat kebijakan bea masuk Presiden Donald Trump yang besar tidak menjadi masalah inflasi yang berkelanjutan.
"Sikap kebijakan The Fed saat ini menempatkannya dalam posisi yang baik untuk merespons potensi perkembangan ekonomi," kata Powell.
Ia mencatat dampak ekonomi keseluruhan dari perubahan besar dalam kebijakan perdagangan, imigrasi, dan fiskal masih belum terlihat. (Wahyu Dwi Anggoro)