ECONOMICS

Kinerja Ekspor Cetak Hasil Positif, Pemerintah: Dampak Hilirisasi

Taufan Sukma/IDX Channel 17/01/2024 15:31 WIB

hasil kinerja sektor ritel dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat bagaimana ekonomi makro berjalan.

Kinerja Ekspor Cetak Hasil Positif, Pemerintah: Dampak Hilirisasi (foto: MNC media)

IDXChannel - Kinerja ekspor Indonesia di sepanjang 2023 lalu disebut berhasil mencatatkan hasil yang cukup positif.

Keberhasilan tersebut diklaim pemerintah sebagai dampak dari implementasi kebijakan hilirisasi yang mulai menunjukkan hasil sesuai harapan.

"Kinerja perdagangan, dari segi ekspor, kita positif terus. Bahkan kita positif dengan China. Ini tentu akibat dari kebijakan hilirisasi. Kita tidak membayangkan bahwa pada titik di 2023, kita bisa positif dengan China," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Menurut Airlangga, hasil kinerja sektor ritel dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat bagaimana ekonomi makro berjalan. Salah satunya dengan memperhatikan kinerja penjualan ritel.

Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Penjualan Riil pada Desember 2023 tetap kuat, yaitu sebesar 217,9, atau tumbuh 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Secara bulanan (month to month/mtm), penjualan eceran di Desember 2023 juga diperkirakan meningkat sebesar 4,8 persen (mtm). Hal ini sejalan dengan meningkatnya permintaan karena perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

Melansir data dari Euromonitor, jumlah ritel di Indonesia pada 2022 mencapai 3,98 juta unit, yang mencakup toko kelontong tradisional hingga hypermarket.

Laporan tersebut juga mencatat penjualan ritel di Indonesia mencapai 100,4 miliar dolar AS atau setara Rp1.526,2 triliun, meningkat 8,6 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Ini menunjukkan peranan ritel untuk menunjang ekonomi serta pemenuhan kebutuhan konsumen," ujar Airlangga.

Untuk menjaga agar bisnis ritel tetap tumbuh, pemerintah saat ini telah melakukan penyempurnaan regulasi terkait kemudahan impor dan kemudahan berusaha, terutama terkait perizinan berusaha, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Pemerintah telah mempertimbangkan pengaturan yang mengakomodir pola bisnis perusahaan global yang mengimplementasikan rantai pasok global, dan hal itu akan menjadi salah satu kemudahan.

"Dalam pengembangan sektor ritel, kita harus mempelajari kebijakan negara lain, apakah itu tetangga kita Singapura maupun Thailand, itu menjadi benchmark bagaimana wisata belanja itu bisa digunakan sebagai driver ataupun sebagai pengungkit untuk mendatangkan wisatawan mancanegara," tutur Airlangga.

Lebih lanjut, Airlangga juga mengatakan bahwa sektor swasta sebagai tulang punggung ekonomi nasional harus berperan aktif dalam berinvestasi dan berinovasi menciptakan konsep baru dalam memenuhi kebutuhan dan gaya hidup konsumen saat ini.

"Dan tentu ritel ini menjadi hilirisasi daripada produk-produk nasional dan juga ritel ini menjadi salah satu masukan untuk pertumbuhan ekonomi. Nah, ini yang harus kita persiapkan," ungkap Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu menunjukkan ketangguhan di tengah berbagai tantangan global dengan mencatatkan pertumbuhan di triwulan III-2023, sebesar 4,94 persen (yoy), atau 5,05 persen (ctc).

Level inflasi Indonesia juga terus menunjukkan kinerja baik dengan terjaga di kisaran sasaran 3,0 plus minus 1 persen, yaitu sebesar 2,61 persen (yoy) pada Desember 2023.

Capaian tersebut salah satunya didukung sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang mampu tumbuh sebesar 5,08 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 12,96 persen terhadap PDB.

Sedangkan dari sisi permintaan (demand), sektor Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 5,06 persen (yoy) dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 52,62 persen.

Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi juga terus meningkat, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Desember 2023 sebesar 123,8 dan lebih tinggi dibandingkan bulan November yang tercatat sebesar 123,6. (TSA)

SHARE