Kisah Fisker Bangkrut, Begini Ketatnya Persaingan Industri EV Global
Fisker Inc (FSRN), perusahaan rintisan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengajukan kebangkrutan pada Selasa (18/6/2024).
Kisah Fisker Bangkrut, Begini Ketatnya Persaingan Industri EV Global
IDXChannel - Fisker Inc (FSRN), perusahaan rintisan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengajukan kebangkrutan pada Selasa (18/6/2024).
Perusahaan berbasis Manhattan Beach, California ini memperingatkan bahwa mereka sedang dalam masalah keuangan.
Hal ini disampaikan pada event pendapatan kuartalan pada Februari lalu. Dalam rapat paparan publik, perusahaan tersebut mengatakan mereka kekurangan kas dalam operasional perusahaan dan tak mampu bertahan untuk setahun ke depan.
Fisker menambahkan bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan investor untuk menyuntikkan dana ke perusahaan.
“Seperti perusahaan lain di industri kendaraan listrik, kami menghadapi berbagai tantangan pasar dan makroekonomi yang memengaruhi kemampuan kami untuk beroperasi secara efisien,” kata juru bicara perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Persaingan EV Semakin Ketat
Kebangkrutan Fisker dipicu melambatnya pertumbuhan penjualan kendaraan listrik global di mana perusahaan juga bergulat dengan permasalahannya sendiri.
Dalam laporan pendapatan Februari, Fisker mengatakan memproduksi merk SUV listrik satu-satunya dengan seri Fisker Ocean. Tahun lalu, sekitar 10.000 SUV diproduksi tetapi hanya sekitar setengahnya yang terjual.
The Ocean juga menjadi subjek review itu oleh YouTuber AS Marques Brownlee dengan judul, “Ini Mobil Terburuk yang Pernah Saya Ulas.”
YouTuber ini juga mengatakan angan membeli Fisker Ocean versi ini, demikian bunyi deskripsi video tersebut. Video tersebut, yang membuat saham Fisker anjlok setelah dirilis, sejauh ini telah ditonton 5,7 juta kali.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Automotive News, pendiri dan CEO perusahaan Henrik Fisker mengakui bahwa Fisker Ocean mempunyai masalah kualitas.
Dia menyalahkan masalah ini pada perangkat lunak yang berasal dari pemasok berbeda. Pemasok ini dianggap bekerja sama dengan buruk dan mengatakan bahwa masalah tersebut telah diatasi melalui pembaruan.
Selain masalahnya sendiri, Fisker harus menghadapi lonjakan persaingan dari produsen mobil EV sejak perusahaan tersebut didirikan pada 2016.
Kini, selain Tesla besutan Elon Musk, perusahaan raksasa seperti Hyundai, Kia, Ford, dan General Motors menawarkan SUV listrik yang mirip dengan Ocean namun lebih minim risiko.
Produsen EV kenamaan asal China BYD juga telah mencuri panggung di mana penjualannya melonjak dan mengejar Tesla sebagai pemimpin pasar global di bidang kendaraan listrik.
Saat ini, 10 perusahaan EV teratas menguasai 65 persen pasar secara keseluruhan. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melansir Visual Capitalists, kinerja BYD bahkan kemungkinan melampaui Tesla pada tahun ini.
Mengingat, BYD telah menjual lebih banyak EV daripada Tesla pada kuartal keempat 2023, mencapai 526 ribu dibanding penjualan kuartal sebelumnya mencapai 485 ribu.
Perusahaan China tersebut diperkirakan akan melampaui produsen mobil EV milik Elon Musk tersebut sebelum akhir tahun.
Namun, menurut CNN International, kebangkrutan Fisker adalah tanda lain dari hambatan dan hambatan yang lebih besar yang dihadapi industri kendaraan listrik yang sedang berkembang.
Penjualan kendaraan plug-in di seluruh dunia bisa meningkat 21 persen tahun ini, menurut perkiraan terbaru Badan Energi Internasional (IEA). Meskipun signifikan, kenaikan tersebut lebih kecil dibandingkan kenaikan sebesar 35 persen pada 2023.
Di AS dan Eropa, salah satu hambatan untuk mempercepat adopsi mobil listrik adalah harga rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional baru. Penyebab lainnya adalah kurangnya infrastruktur pengisian daya secara publik.
Fisker sebelumnya mengajukan kebangkrutan yang tertera pada Bab 11 hukum pengajuan kebangkrutan AS, yang memungkinkan perusahaan untuk mencoba menyelesaikan masalah keuangan mereka melalui reorganisasi.
Startup tersebut juga mengatakan bahwa mereka sedang dalam diskusi lanjutan dengan pemangku kepentingan keuangan mengenai kemungkinan penjualan aset.
Fisker sebelumnya juga mengatakan pihaknya sedang melakukan pembicaraan penyelamatan dengan produsen mobil besar namun pembicaraan tersebut gagal tanpa adanya kesepakatan. (ADF)