ECONOMICS

Konflik Rusia dan Ukraina Ancam Komoditas Global, Bagaimana Dampak ke Harga Batu Bara?

Dinar Fitra Maghiszha 31/01/2022 13:06 WIB

Pada penutupan sesi terakhir, harga batu bara untuk kontrak Januari 2022 berakhir naik 0,02% di USD227,65 per ton.

Konflik Rusia dan Ukraina Ancam Komoditas Global, Bagaimana Dampak ke Harga Batu Bara? (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Pada perdagangan Senin siang (31/1/2022), harga batu bara dunia masih bertahan di atas level USD200/ton. 

Ancaman atas persediaan masih membayangi komoditas tersebut menyusul konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina yang dapat mengancam komoditas global

Menurut pantauan di pasar ICE Newcastle pada penutupan sesi terakhir, harga batu bara untuk kontrak Januari 2022 berakhir naik 0,02% di USD227,65 per ton. 

Adapun untuk kontrak Februari 2022, harga batu bara tampak mulai melandai -1,50 poin atau -0,66% di USD226,25 per ton. Penurunan tersebut masih terbatas, mengingat dalam lima hari perdagangan terakhir, kontrak batu bara Februari telah melesat 5,26%. 

Sedangkan kontrak Maret 2022 berada di harga USD203,50 per ton atau koreksi -0,61% dari total penguatan 3,62% yang dicapai selama lima hari terakhir. 

Ketegangan politik antara Rusia dan Ukraina meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Eropa akan mulai beralih untuk membeli bahan bakar fosil karena khawatir pasokan gas mereka dari Rusia akan dibatasi menyusul konflik yang terjadi. 

Diketahui, sejumlah negara Eropa yang tergabung dalam kelompok NATO tidak setuju atas invasi tentara Rusia di Ukraina. 

Kendati demikian, Eropa masih bergantung atas pasokan gas sebanyak 35% dari Rusia, untuk menutupi kekurangan ketersediaan yang terjadi sejak musim panas, yang membuat harganya membumbung tinggi akhir tahun lalu. 

Meskipun harga gas mulai mereda dalam beberapa pekan terakhir, tetapi belakangan ini reli harga gas kembali terjadi menyusul meningkatnya ketegangan dengan Rusia. 

Untuk melindungi diri dari kekurangan bahan bakar, sejumlah perusahaan sektor utilitas di Eropa telah meningkatkan impor batu bara. Hal ini semakin memperketat pasar 'si batu hitam' itu yang belum pulih dari katalis saat Indonesia -sebagai negara eksportir terbesar batu bara- mengeluarkan larangan ekspor dan melonggarkannya secara bertahap. 

"Harga kargo spot akan menjadi langka dalam waktu dekat, mendapat dorongan dari Eropa di mana harga gas akan melonjak dan efek simultan dari larangan Indonesia baru-baru ini," kata Founder Coalshastra di India, Puneet Gupta, dilansir Reuters, Senin (31/1/2022). 

Dari sentimen domestik, larangan ekspor batu bara dari akan berakhir hari ini, Senin 31 Januari 2022. Pemerintah Indonesia masih akan mencermati ketersediaan pasokan untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk kembali membuka keran ekspor tersebut. 

Sebelumnya, relaksasi atas larangan ekspor telah dimulai ssecara perlahan. Hingga saat ini, sudah ada 171 perusahaan yang dapat melakukan ekspor batu bara meskipun larangan ekspor belum resmi dicabut.

(SANDY)

SHARE