Kriminolog Sebut Skimming Terjadi Karena Pencahayaan Buruk dan Kecerobohan Pengguna
Kriminolog menyebutkan kejahatan skimming dapat terjadi karena situasi sekitar ATM, lokasi yang berada di sudut serta keteledoran pemilik kartu ATM.
IDXChannel - Kriminolog menyebutkan kejahatan skimming dapat terjadi karena situasi sekitar anjungan tunai mandiri (ATM), lokasi yang berada di sudut serta keteledoran pemilik kartu ATM. Alhasil, data mereka pun dapat dicuri dengan mudah.
Kecerobohan atau keteledoran pengguna kartu debit ataupun kartu kredit ini terjadi ketika sedang melakukan transaksi di mesin ATM. Mulai dari saat akan mengambil uang hingga selesai bertransaksi, membuat pelaku kejahatan mengambil kesempatan mencuri informasi dari kartu debit atau kredit mereka.
"Mereka yang terburu-buru saat ambil uang di ATM. Atau mereka yang ceroboh (acuh dengan situasi sekitar) karena sibuk main hp dan lain-lain," ujar Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, Rabu (14/4/2021) sore ketika dikonfirmasi MNC Portal Indonesia.
Skimming sendiri merupakan tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu kredit atau debit secara ilegal. Strip magnetik ini merupakan tempat tersimpannya informasi mengenai kartu tersebut.
Dia menyebutkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan kejahatan skimming dapat dilakukan dengan leluasa, termasuk di antaranya situasi di sekitar ATM itu sendiri.
"Saya duga, pencahayaan yang buruk bisa mempengaruhi. Letak ATM yg terpencil di sudut dan tidak dijaga, juga berpotensi menyebabkan tindak skimming dapat dilakukan dengan mudah," tambah Adrianus.
Menurut Adrianus, pelaku skimming selain dapat dijerat berbagai pasal di KUHP. "Pasal tentang perusakan. Jika itu ATM bank BUMN, bisa ditambah pasal perusakan inventaris negara," ungkapnya.
Lebih lanjut Adrianus melihat perlunya peningkatan patroli antisipasi kejahatan skimming oleh pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya. Pasalnya kasus kejahatan skimming cenderung meningkat pada bulan Ramadan.
"Boleh dan perlu, karena menjelang lebaran, orang cenderung tinggi tingkat kunjungan ke ATM untuk mengambil uang tunai," tandas Adrianus. (TYO)